[ad_1]
“Bikin Kaget! Kok murah banget ya? Jangan sampai ketinggalan, cek sekarang!”, pernahkah kamu mendapat pesan notifikasi seperti ini di smartphone-mu? Pesan seperti ini bisa dihindari dengan membuat copy yang menarik untuk push notification.
Diperlukan teknik-teknik copywriting yang baik untuk menghasilkan notifikasi yang menarik.
Dengan jumlah pengguna smartphone plus aplikasi yang sudah semakin menjamur, marketer perlu menerapkan prinsip-prinsip menulis copy yang baik.
Apa saja prinsip-prinsip yang dimaksud? Eksekutif telah merangkumnya untukmu.
Pengertian Push Notification
Bersumber dari Usability Geek, push notification sendiri merupakan pesan yang diberikan dalam bentuk notifikasi pada smartphone-mu.
Berbeda dengan notifikasi pesan yang biasanya dikirimkan oleh temanmu, notifikasi ini dikirimkan aplikasi agar kamu tertarik dengan apa yang ditawarkan.
Tujuan utama push notification sebenarnya adalah agar kamu melakukan aktivitas di aplikasi tersebut. Jadi, tak sekadar promosi dan penawaran produk.
Misal, kamu telah memesan suatu barang, tapi belum membayarnya. Kamu akan mendapatkan notifikasi pengingat dengan copy yang sesuai situasi.
Akan tetapi, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, beberapa push notification justru membuat orang enggan untuk membuka aplikasi.
Hal ini bisa karena penulisan serta frekuensi pengiriman push notification yang cukup mengganggu.
Prinsip Membuat Copy Push Notification
Berikut beberapa prinsip yang bisa seorang digital marketer terapkan saat membuat copy untuk push notification.
1. Pastikan notifikasi bersifat personal
Salah satu hal yang menarik perhatian pengguna adalah adanya unsur personal yang disampaikan dalam push notification.
Unsur personal ini dapat dilakukan dengan menambahkan nama pengguna dalam tiap notifikasinya.
Hal lain yang juga dimaksud personal adalah memberikan notifikasi yang sesuai dengan preferensi pengguna tersebut.
Menurut Adjust, dengan memberikan notifikasi sesuai perilaku user, maka akan meningkatkan terjadinya konversi.
Pastinya tidak nyambung dan bersifat personal jika user adalah pecinta musik, tapi kamu kiri notifikasi diskon peralatan memasak.
2. Hindari jargon atau kalimat yang menggebu-gebu
Selanjutnya, hal yang cukup sering ditemukan dalam membuat push notification adalah menuliskan sesuatu selayaknya jargon atau hal yang menggebu-gebu.
Hal ini justru tidak memberikan efek pengguna juga bersemangat membuka aplikasi tersebut.
Melainkan, pengguna akan merasa terganggu karena yang dituliskan terlalu bersemangat.
Contohnya, “Ayo, cek promonya sekarang juga”, “Buruan, jangan sampe ketinggalan!!!”, dan lain sebagainya.
3. Tulis selayaknya percakapan dengan orang lain
Selalu ingat bahwa kamu menuliskan notifikasi untuk pengguna manusia.
Oleh karenanya, tulislah sesuatu yang juga selayaknya disampaikan oleh satu orang kepada yang lainnya.
Menurut Pushengage, hal tersebut bisa dilakukan dengan menambah sapaan seperti “Hi”, “Halo”, dan sebagainya.
4. Boleh lucu, asalkan relevan
Berkaitan dengan poin sebelumnya, menuliskan sesuatu yang lucu diperbolehkan dalam membuat copy push notification.
Hal ini justru dapat menjadi daya tarik tersendiri.
Namun, pastikan hal yang disampaikan tetap relevan dan sesuai dengan aplikasimu.
Jika aplikasimu adalah e-commerce ibu dan anak, tentu akan tidak relevan jika kamu memuat humor tentang dunia olahraga di dalamnya.
5. Pastikan terdapat value
Prinsip terakhir yang juga perlu kamu perhatikan dalam membuat copy push notification adalah terdapat value atau nilai lebih yang diberikan.
Hal ini bisa berupa informasi singkat dari apa yang kamu tawarkan atau tips-tips terhadap fitur dari suatu aplikasi.
Nah, itulah beberapa prinsip yang perlu kamu perhatikan dalam membuat copy push notification.
Jika kamu masih membutuhkan informasi tentang digital marketing lainnya, kamu bisa belajar lebih jauh di Eksekutif ExpertClass.
Dalam webinar tersebut, para pakar di bidang digital marketing akan berbagi ilmunya kepadamu. Tertarik?
Yuk, cari kelas digital marketing yang sesuai kebutuhanmu di sini!
[ad_2]