500 Juta Data Pengguna LinkedIn Dikabarkan Bocor, Faktanya?

  • Bagikan
500 Juta Data Pengguna LinkedIn Dikabarkan Bocor, Faktanya?

[ad_1]

Jakarta, Eksekutif – Sebanyak 500 juta data LinkedIn disebutkan bocor, yang mencakup data pribadi. Berdasarkan data CyberNews, terdapat seseorang di forum peretas yang mengklaim menjual data berasal dari 500 juta pengguna LinkedIn.

Pada dua juta sampel data yang dijual seperti nama lengkap, alamat email, nomor telepon, hingga jenis kelamin. LinkedIn pun angkat bicara terkait masalah ini. Menurut platform profesional ini, data-data tersebut berasal dari banyak tempat dan tidak semua diambil dari LinkedIn.

“Kami telah menyelidiki dugaan kumpulan data LinkedIn yang telah diposting untuk dijual dan telah menentukan bahwa itu sebenarnya adalah kumpulan data dari sejumlah situs web dan perusahaan,” tulis LinkedIn dalam situs resminya tidak lama setelah kabar ini beredar, dikutip Sabtu (10/4/2021).


Data tersebut mencakup data profil anggota yang dapat dilihat secara publik yang kelihatannya diambil dari LinkedIn. Sehingga menurut pihak Linkedin, ini bukan pelanggaran data platformnya, dan tidak ada data akun anggota pribadi dari situs ini yang disertakan. Hal ini berdasarkan pantauan yang dilakukan oleh perusahaan.

Pihak perusahaan juga mengklaim data yang beredar tidak termasuk data dari akun pribadi pengguna LinkedIn, artinya data yang diambil hanya dari laman publik seseorang saja.

“Setiap penyalahgunaan data anggota kami, seperti scraping, melanggar persyaratan layanan LinkedIn. Ketika ada orang yang mencoba mengambil data anggota dan menggunakannya untuk tujuan LinkedIn dan anggota kami belum menyetujuinya, kami berusaha menghentikan mereka dan meminta pertanggungjawaban,” tulis keterangan tersebut.

Selain itu pihak LinkedIn belum memberikan komentar apakah akan memberikan notifikasi pada pengguna yang terdampak atas kejadian ini.

[Gambas:Video CNBC]

(roy/roy)


[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini