[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Pemerintah Inggris mengumumkan rencana untuk membuka penyelidikan independen terkait Greensill Capital. Ini terkait upaya mantan Perdana Menteri (PM) David Cameron untuk melobi para menteri atas nama perusahaan keuangan itu.
“Kantor kabinet menugaskan peninjauan independen atas nama perdana menteri,” kata Juru Bicara PM Boris Johnson, kepada wartawan, Senin (11/4/2021).
Tinjauan independen ini akan melihat bagaimana bisnis perusahaan itu terlibat dalam pemerintah. Johnson juga telah menunjuk ahli hukum Inggris Nigel Boardman.
Cameron memimpin Inggris dari 2010 hingga 2016. Ia dilaporkan mengirimkan pesan tentang Greensil kepada sejumlah menteri, termasuk Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak.
Cameron sendiri mulai bekerja sebagai penasihat di Greensill setelah meninggalkan jabatannya. Ia bergabung Agustus 2018 dan memiliki jumlah saham bernilai jutaan.
Namun perusahaan tersebut mengatakan kebangkrutan Maret 2021 lalu. Sekitar 50.000 pekerjaan yang terkait perusahaan terancam.
Greensill mengkhususkan diri pada pinjaman korporasi jangka pendek. Namun melansir AFP, modal bisnis yang dipakai sangat kompleks dan tak jelas.
Cameron membantah ia melanggar aturan, termasuk kode etik. Ia mengatakan ia menghubungi pemerintah dengan saluran formal.
Menurutnya, dirinya mencoba mendapatkan dana untuk Greensill melalui skema pinjaman darurat yang didukung pemerintah. Perusahaan tersebut terkena dampak pandemi corona.
Namun sayangnya pemerintah menolak membantu. Inggris memiliki skema bantuan ke perusahaan yakni “Fasilitas Pembiayaan Korporat Covid”.
Greensill diyakini menikmati akses istimewa dari Downing Street ketika Cameron berkuasa. Ini termasuk pemiliknya Lex Greensill.
[Gambas:Video CNBC]
(sef/sef)
[ad_2]