[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan sejak awal pandemi masuk ke Indonesia pemerintah melakukan langkah tidak biasa. Yakni dengan mendirikan Konsorsium riset dan Inovasi Covid-19.
Namun menurutnya ini bukan konsorsium penelitian biasa yang hanya melibatkan para peneliti saja, Namun juga menghadirkan pemerintah dan pihak ketiga.
” Mengingat pemerintah yang pendanaan, fasilitas untuk mempertemukan semua pihak. Menjadi regulator obat yang dihasilkan. Kemudian pihak 3 harus diajak dari awal adalah dunia usaha terutama yang siap melakukan hilirisasi dari produk uang dihasilkan,” kata Bambang dalam acara Pengawalan Vaksin Merah Putih oleh Badan POM yang disiarkan oleh kanal Badan POM, Selasa (13/4/2021).
Dari sana dihasilkan misalnya herbal dari keanekaragaman hayati. Bahannya berasal dari seperti jahe dan Virgin coconut oil.
Selain itu juga membuat dari segi testing dan screening. Konsorsium menyediakan PCR Test Kit sementara screening ada rapid tes antibody, antigen hingga GeNose.
“Diharapkan membantu upaya screening. Sehingga mencegah tempat-tempat tertentu terutama tempat yang tinggi lalu lintas manusianya,” kata dia.
Ada juga penemuan dalam terapi seperti plasma konvalensen yang diberikan dari penyintas dengan kategori sedang dan berat untuk penerima ringan dan sedang. Adapula stem cell untuk mengurangi resiko kematian pada pasien berat.
Terakhir adalah kehadiran vaksin buatan anak bangsa bernama Vaksin Merah Putih. Terdapat enam lembaga dan perguruan tinggi yang menggunakan platform berbeda dalam proyek ini yakni Eijkman, LIPI, Unair, ITB, UI dan UGM.
“Karena tentunya dalam pengembangan vaksin teknologi vaksin saat ini Indonesia harus bisa menguasai berbagai macam platform yang ada. Terutama platform yang dianggap sebagai suatu kemajuan teknologi contohnya DNA dan mRNA,” jelas Bambang.
Dari keenam itu, Eijkman dan Unair uang memiliki perkembangan paling cepat. Ekspresi Ragi akan siap dengan kerja sama bersama Biofarma.
Dia mengatakan bibit vaksin untuk ekspresi yeast itu akan bisa diberikan pada Biofarma bulan Mei mendatang.
Sementara Unair melakukannya dengan inactivated virus dan sudah mendapatkan mitra manufaktur yaitu PT Biotis Pharmaceuticals. Pihak perusahaan saat ini sdefdang mengutus ijin CPOB padan Badan POM.
“Agar punya pengembangan vaksin di luar Biofarma. Ketergantungan kita pada Biofarma akan menimbulkan masalah kalau harus produksi dalam jumlah besar. Kalau imunisasi nasional masih mungkin, namun level pandemi ingin menjadikan kemandirian vaksin butuh tambahan industri,” jelas Bambang.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy)
[ad_2]