[ad_1]
Alodokter, platform kesehatan digital no.1 di Indonesia bersama Alomedika berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes), Pusat Pelatihan Kesehatan Daerah (Puslatkesda), dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tengah mengadakan program pelatihan vaksinator massal.
Pelatihan tersebut menargetkan lebih dari 10.000 tenaga kesehatan untuk berpartisipasi dan mendapatkan sertifikasi vaksinator COVID 19. Pelatihan akbar ini digelar guna membantu percepatan program vaksinasi pemerintah yang menargetkan lebih dari 180 juta orang Indonesia telah divaksin pada kuartal pertama 2022.
Menurut Suci Arumsari, Presiden Direktur & Co-founder ALODOKTER, meski program vaksinasi pemerintah serta pelaksanaannya cenderung positif dan antusias, namun faktanya jumlah vaksinator masih belum mencukupi kebutuhan.
“Rasio vaksinator dan populasi harus dapat diseimbangkan sehingga target vaksin harian bisa tercapai,” ungkapnya dalam acara virtual press conference hari ini, Rabu (07/04/2021 ).
Lebih jauh Suci mengungkapkan bahwa beberapa daerah telah mengalami kendala terbatasnya kecepatan penyuntikan vaksin per hari diakibatkan kurangnya jumlah vaksinator.
“Inilah sebabnya dibutuhkan segera program-program yang dapat mencetak lebih banyak vaksinator, “ tegas Suci.
“ALODOKTER melalui ALOMEDIKA merasa bangga dilibatkan dalam program kolaborasi pelatihan vaksinator akbar ini. Kami percaya pemanfaatan teknologi digital secara optimal dapat memberi peluang yang lebih besar bagi percepatan vaksinasi di Indonesia,” lanjut Suci.
“Pelatihan Vaksinator ini sesuai dengan misi ALOMEDIKA untuk membantu pelaku industri kesehatan di era health-tech meningkatkan mutu pelayanan medis. Saat ini ALOMEDIKA adalah komunitas dokter terbesar di Indonesia dengan lebih dari 40.000 dokter begabung didalamnya, “ jelas Suci lebih lanjut.
“Komunitas ini berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan para dokter dengan menyediakan berbagai fitur seperti, SKP Points, informasi, panduan, forum, serta kesempatan bekerja. ALODOKTER selalu memberi yang terbaik dari apa yang kami miliki untuk dapat wujudkan Indonesia bebas COVID-19,” tegasnya.
Meski program pelatihan tersebut dilakukan secara online, namun kualifikasinya bisa dipertanggungjawabkan. Karena ada persyaratan dan sertifikasi yang harus dipenuhi oleh peserta.
Sementara itu, dr. Verry Adrian, M.Epid, Kepala Seksi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa upaya memutuskan mata rantai penularan virus COVID 19 melalui upaya pemberian vaksin merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien.
“Kami optimis bahwa Indonesia akan segera pulih dengan adanya pelatihan-pelatihan virtual seperti ini. Kita semua harus bertindak dengan cepat dan tepat agar capaian vaksinasi di lapangan maksimal. Metode pelatihan akan dilaksanan secara full online dengan platform yang paling mudah diikuti oleh semua peserta,” ungkap dr. Verry
Hal senada diungkapkan oleh dr. Nisma Hiddin, SH, MH, selaku Kepala Pusat Pelatihan Kesehatan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Ia mengungkapkan bahwa tenaga dan logistik adalah dua hal yang harus kita perhatikan saat ini untuk meperlancar proses vaksinasi.
“Setelah mengikuti pelatihan, maka peserta akan mampu melakukan pelayanan vaksinasi COVID-19 sesuai dengan protokol, yang antara lain menjelaskan epidemiologi dan patofisiologi COVID-19, melakukan microplanning dan pengelolaan rantai dingin vaksin, melakukan pelayanan vaksinasi, melakukan pencatatan dan pelaporan vaksinasi, melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan vaksinasi, serta melakukan surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Ini mengapa pelatihan sangat penting karena vaksinator harus bersertifikat. “ tegas dr. Nisma
Menambahkan dr. Nisma, Sekretaris IDI Wil DKI Jakarta, dr. Fery Rahman, menjelaskan bahwa IDI telah secara konsisten melakukan pelatihan vaksinator dari akhir tahun kemarin guna persiapkan sumber daya manusia saat vaksin terlah tersedia.
“Kolaborasi pelatihan massal seperti ini sangat dibutuhkan sekarang agar seluruh daerah di Indonesia terjangkau,” tutur dr. Fery
Program Pelatihan Vaksinator tersebut lanjut dr. Ferry, akan dilaksanakan dalam 3 gelombang dimana gelombang pertama telah dimulai awal minggu ini. Sertifikat akan diberikan kepada peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan memenuhi persyaratan yaitu telah mengikuti minimal 95% dari keseluruhan jumlah jam pembelajaran, serta memenuhi nilai minimal 70 dari hasil evaluasi dari pelatihan
Post Views:
1
[ad_2]