[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Roy Nicholas Mandey mengatakan, pandemi Covid-19 sangat menekan sektor usaha ritel di Indonesia. Ini tercermin dari satu toko yang tutup setiap harinya makin bertambah.
Menurutnya, toko yang harus tutup atau bangkrut ini disebabkan karena permintaan lemah di sektor konsumsi. Padahal konsumsi masyarakat sangat menentukan keberlanjutan usaha ritel.
“Setiap hari kami hitung dari sisi asosiasi, hampir 1 toko tutup setiap hari, di seluruh Indonesia termasuk di Bali,” ujarnya dalam sarasehan akselerasi pemulihan ekonomi di Bali, Jumat (9/4/2021).
Ia bilang pelaku usaha ritel yang harus gulung tikar dan menutup usahanya masih berlanjut di tahun ini. Sejak awal tahun hingga saat ini sudah ada 90 toko yang harus menutup usahanya.
“Kalau kita lihat 3 bulan ini kita sudah ada 90 toko yang tutup termasuk minimarket, supermarket, depstore maupun juga tenant,” kata dia.
Oleh karenanya, ia meminta perlindungan pemerintah agar tidak semakin banyak pelaku usaha ritel yang bangkrut. Perhatian khusus dari Pemerintah sangat diharapkan, apalagi industri ritel adalah salah satu usaha yang harus bertahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Ini bagaimana relaksasikannya untuk tetap bertahan dan beroperasi sebagai sektor kedua yang harus tetap buka selain RS,” jelasnya.
Ia menyebutkan, salah satu stimulus yang dibutuhkan oleh pelaku usaha ritel adalah tambahan dana dari Pemerintah. Diharapkan tambahan anggaran dari Pemerintah bisa membantu sektor ritel tetap bertahan dan melayani UMKM yang berbelanja di mereka.
“Kami butuh vaksinasi keuangan selain vaksinasi pandemi, karena tanpa itu kemana kita. Kita punya 7 juta UMKM yang dagang di ritel, tapi UMKM enggak bisa dagang karena toko (ritel) tutup. Jadi mereka (pelaku usaha ritel) butuh diberikan bantuan untuk bisa tetap berdagang dengan menjaga sektor hilirnya,” tegasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi)
[ad_2]