Cerita Tomat, ‘Bintang Utama’ Masakan Italia

  • Bagikan
Tomat menjadi bahan penting dalam pembuatan masakan khas Italia. Bagaimana cerita dan awal mulanya?

[ad_1]

Jakarta, Eksekutif —

Tomat menjadi bahan penting dalam pembuatan masakan khas Italia. Hanya melihat pisa hingga Semacam spageti yang kerap dibubuhi saus tomat di atasnya.

“Tomat ada di DNA kita [orang Italia],” ujar Paolo Gramaglia, pemilik sekaligus koki restoran berbintang Michelin di Pompeii, melansir CNN.

Orang Italia, sebut Gramaglia, tumbuh dengan tomat dalam setiap resep masakannya. Tomat telah menjadi simbol keahlian memasak orang-orang Italia.


Eratnya kaitan antara tomat dan Italia ini sesungguhnya baru dimulai sejak awal abad ke-19. Sebelumnya, tomat justru dianggap sebagai buah yang beracun.

“Orang cenderung berpikir bahwa makanan Italia selalu seperti yang sekarang saat ini kita lihat, piza dan spaghetti yang dibubuhi saus tomat,” ujar Profesor Eva Del Soldato, ahli bahasa yang mendalami topik sejarak makanan Italia.

Padahal, apa yang saat ini kita lihat sebagai sajian khas Italia merupakan konsep yang relatif modern. Artinya, konsep sajian khas Italia yang kita kenal saat ini tak berdasar secara turun temurun dari nenek moyang.

Hingga saat ini, ujar Del Soldato, masing-masing daerah di Italia masih menjaga dan melestarikan makanan khas masing-masing.

Kehadiran tomat di Italia juga bersifat politis. Tomat dibawa ke Eropa oleh orang-orang Spanyol saat mereka menjajah Amerika.

Dari sana, tomat, yang merupakan tanaman khas suku Aztec, mulai tiba di Italia pada pertengahan tahun 1500-an.

Tak ada yang tahu secara mendetail tentang bagaimana akhirnya tomat dibawa ke Eropa. Namun yang pasti, pada tahun 1548, tomat telah ditemukan tumbuh subur di kebun raya Cosimo, Pisa, Italia.

Dianggap Tak Berkualitas

Kala itu, tomat dianggap sebagai buah yang ‘dingin’. Berdasarkan supremasi pengobatan Galenik (yang dipopulerkan oleh dokter Yunani Kuno, Galen), rasa dingin pada makanan memberi arti kualitas makanan yang buruk. Dengan demikian, tomat pun dianggap sebagai buah dengan kualitas buruk.

“Tomat ditanam bersama dengan terong dan sayuran lain yang mendapatkan reputasi buruk,” kata Del Soldato.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh ahli bahasa abad pertengahan Oxford University, Diego Zancani.

“Tomat dilihat sebagai buah yang menarik, tapi berpotensi berbahaya. Jadi, masyarakat tak berpikir menjadikan tomat sebagai bahan masakan,” ujar Zancani.

Kendati demikian, pandangan masyarakat setidaknya berubah setelah seorang petugas medis menemukan manfaat tomat untuk kesehatan. Tomat yang dioleskan ke kulit membuat penyakit kulit yang dialami pasien mulai membaik akibat kandungan vitamin C yang dimilikinya.


Popularitas Tomat Terus Meningkat di Italia

BACA HALAMAN BERIKUTNYA


.

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terhubung Dengan Kami
Link Asli adalah EKSEKUTIF.com - Hati-Hati Dengan Jurnalis Yang Mengaku Majalah Eksekutif. Organik kami berintegritas. Mematuhi kode etik Dewan Pers. Memiliki ID Card majalah eksekutif. JIka kurang yakin, silahkan WA 0816-1945-288 untuk konfirmasi.
Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini