[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Regulator China memanggil raksasa 11 raksasa teknologi termasuk Alibaba, Bytedance, dan Tencent untuk membahas penggunaan teknologi deepfake dalam konten platform mereka.
Cyberspace Administration China mengungkapkan pihaknya dan kementerian keamanan publik bertemu dengan perusahaan ini untuk membicarakan “asesmen keamanan’ dan potensi masalah pada deepfake dan aplikasi audio social.
Deepfake menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk membuat video dan audio hiper-realitas tetapi palsu, di mana seseorang tampak mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka katakan atau lakukan.
Regulator juga mengatakan kepada perusahaan untuk “melakukan penilaian keamanan sendiri” dan menyerahkan laporan kepada pemerintah ketika mereka berencana untuk menambah fungsi baru atau layanan informasi baru yang “memiliki kemampuan untuk memobilisasi masyarakat”, kata pernyataan itu.
Belakangan terjadi lonjakan aplikasi audio yang mirip Clubhouse semenjak aplikasi berbasis di AS ini diblokir oleh pemerintah Beijing pada awal Februari lalu.
Meski hanya sebentar masuk China, peminat Clubhouse di China cukup banyak dan membahas topik sensitif seperti kamp penahanan Xinjiang dan kemerdekaan Hong Kong.
Pemilik TikTok, ByteDance, adalah salah satu dari banyak perusahaan yang mengerjakan aplikasi mirip Clubhouse untuk pasar China. Ada juga Xiaomi yang meluncurkan ulang Mi Talk.
Sayangnya hingga berita ini diturunkan para perusahaan teknologi yang diundang pemerintah China tidak merespons permintaan tanggapan, dilansir dari Reuters, Jumat (19/3/2021).
[Gambas:Video CNBC]
(roy/miq)
[ad_2]
