[ad_1]
Jakarta, Eksekutif —
Pengidap kolesterol masih sering dikaitkan pada pemilik tubuh gemuk atau kelebihan berat badan. Kenyataannya, orang kurus pun bisa berpotensi memiliki kolesterol tinggi.
“Tubuh gemuk atau kurus tidak bisa dijadikan patokan bebas dari kolesterol karena apa yang kerap disebut kolesterol tinggi adalah ketidakseimbangan antara kolesterol baik dan kolesterol jahat,” kata dr. Fridolin Seto Pandu, Manager Medical Underwriter Sequis.
Siaran pers terlambat diterima CNNIndonesia.com, Rabu (17/3), ia juga menyampaikan, “Penyakit ini disebut d islipidemia dan lebih banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.”
Dislipidemia atau kelainan metabolisme lemak ditandai dengan peningkatan atau penurunan jenis lemak dalam plasma darah. Kelainan jenis lemak yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, Trigliserida, dan penurunan kadar kolesterol HDL.
Sayangnya, hal ini sering tidak menunjukkan gejala, terlebih bila postur seseorang terlihat kurus dan proporsional sehingga lebih sulit mendeteksi dini seandainya tidak rutin melakukan pemeriksaan.
Oleh karena itu, dia menyarankan bahwa untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terutama mereka yang berusia di atas 25 tahun, tidak lagi harus melihat ukuran berat badan.
“Dengan medical check-up, kita dapat mengetahui kadar lemak pada tubuh, yaitu LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), Trigliserida, dan kadar kolesterol total (akumulasi ketiga jenis kolesterol),” kata Fridolin
Adapun LDL adalah kolesterol yang dapat menumpuk di pembuluh darah sehingga membuat saluran pembuluh darah menyempit. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke.
Kadar tinggi LDL dapat diwaspadai dengan memonitor ambang batasnya:
– normal/optimal – mendekati optimal 100 – 129mg/DL
-batas tinggi 130 – 159mg/DL
-tinggi 160 – 189mg/DL
– sangat tinggi >190 mg/DL
Sedangkan HDL bertugas untuk mengangkut kolesterol dari pembuluh darah atau jaringan lain kembali ke hati.Ambang batasnya: rendah 60 mg/DL.
Trigliseridaadalah kadar lemak yang berasal dari sisa pembakaran kalori yang tidak terpakai. Saat makan, tubuh menerima kalori dan dipergunakan untuk aktivitas tubuh.
“Kalori yang tidak dipergunakan akan diubah menjadi trigliserida dan disimpan dalam sel-sel lemak, demikian penjelasan Fridolin.
Ambang batas tinggi rendahnya Trigeliserida:
– normal – batas tinggi 150-199 mg/DL
– tinggi 200-499 mg/DL
– sangat tinggi >500 mg/DL
Sementara Kolesterol Total adalah jumlah keseluruhan kolesterol dalam tubuh.
“Konsistensinya mirip lemak atau lilin dan bisa ditemukan di semua sel di tubuh dalam jumlah cukup. Berfungsi untuk regenerasi sel, produksi hormon, membentuk vitamin D dan dalam proses pencernaan,” tambahnya.
Batas kolesterol normal yang ideal adalah 240 mg / DL.
Dokter: Kurus Belum Tentu Bebas Kolesterol
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
.
[ad_2]