[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Tarif internet Indonesia ternyata jadi yang paling murah di kawasan Asia Tenggara. Dalam laporan Cable beberapa waktu lalu, harganya US$0,42 atau sekitar Rp 6 ribu per 1 GB.
Menurut Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo, Ismail, mahal dan murah sebuah tarif adalah relatif. Namun dia menekankan tarif harus yang terjangkau masyarakat.
“Bagi kita mahal murah relatif. Yang penting affordable, terjangkau. Kalau kita bilang murah di Indonesia, berapa dengan purchasing power berapa di kita,” kata Ismail dalam Detikcom Leaders Forum: Arah Industri Telekomunikasi Indonesia, di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Untuk intervensi pemerintah terkait tarif, dia menjelaskan bersifat emergency. Jadi tidak bisa diberlakukan setiap saat.
“Sifatnya emergency. Bukan peraturan yang akan diberlakukan setiap saat,” ungkapnya.
Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah menjelaskan harga murah itu bisa jadi berdampak pada kualitas internet di Indonesia. Menurutnya, poin tersebut bisa juga jadi pertimbangan pemerintah.
“Barangkali karena harganya kemurahan kualitasnya tidak terjadi, itu bisa jadi bahan pertimbangan,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Selain itu dia juga mengatakan harga internet per Gigabyte dipilih masyarakat yang paling tinggi. Ini membuat penggunaan internet tidak sesuai kebutuhan.
Sementara itu CEO XL Axiata, Dian Siswarini menjelaskan spending untuk telekomunikasi masyarakat Indonesia masih terbilang kecil. Average Revenue per User (ARPU) hanya sebesar Rp 40 ribu.
“ARPU Rp 40 ribu pengeluaran sebulan sedangkan kopi Starbuck Rp 60 ribu satu,” ungkapnya.
[Gambas:Video CNBC]
(npb/npb)
[ad_2]