Ikuti Tren Asia dan AS, Bursa Eropa Dibuka Menguat

  • Bagikan
Ikuti Tren Asia dan AS, Bursa Eropa Dibuka Menguat

[ad_1]

Jakarta, Eksekutif – Bursa Eropa bergerak di jalur hijau pada sesi awal perdagangan Kamis (8/4/2021), mengikuti tren penguatan di bursa Asia Pasifik setelah pasar berjangka indeks saham Amerika Serikat (AS) melanjutkan reli.

Indeks Stoxx 600 yang berisi 600 saham unggulan Eropa itu bertambah 0,5% pada sesi pembukaan, dengan indeks saham sektor bahan baku dasar menguat 1,2% memimpin reli indeks saham sektoral lainnya yang juga kompak menguat.

Selang 10 menit kemudian, reli indeks Stoxx 600 menjadi 1,6 poin (+0,36%), menjadi 435,88. DAX Jerman tumbuh 37 poin (+0,24%) ke 15.213,34 dan CAC Prancis bertambah 27,6 poin (+0,45%) ke 6.158,3. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris naik 22,45 poin (+0,33%) ke 6.907,77.


Momentum kenaikan bursa Eropa terjadi setelah pasar saham Asia Pasifik naik, didorong oleh optimisme di bursa AS. Mayoritas bursa Asia menguat pada Kamis setelah indeks S&P 500 terangkat dan menyentuh rekor tertinggi baru di penutupan Rabu.

Kontrak berjangka (futures) bursa AS terpantau menguat, mengindikasikan bahwa Wall Street berpeluang memperpanjang reli yang telah melempar indeks S&P 500 ke rekor tertinggi baru sepekan ini.

Investor mendapatkan hembusan angin segar dari pembacaan nota rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang menunjukkan bahwa otoritas moneter mempertahankan rencana untuk membeli surat berharga di pasar dengan laju yang stabil, guna menopang harga yang stabil dan penyerapan penuh tenaga kerja.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden pada Rabu di Washington menyatakan siap bernegosiasi terkait dengan rencana kenaikan pajak penghasilan (Pph) badan menjadi 28%, guna mendanai program infrastrukturnya senilai US$ 2 triliun.

Sentimen di bursa Eropa bakal dipengaruhi oleh pengumuman regulator obat Inggris dan Uni Eropa mengenai izin penggunaan vaksin besutan AstraZeneca dan University of Oxford, yang selama ini diduga kuat memicu penyumbatan darah di tubuh penerimanya.

Keduanya menyatakan bahwa ada kemungkinan bahwa kasus penyumbatan darah di tubuh penerima memang terkait dengan vaksin tersebut. Namun demikian, mereka menilai manfaat penggunaan vaksin tersebut masih lebih besar ketimbang risiko yang ada.

Untuk lebih berhati-hati, pemerintah Inggris menyatakan akan memberikan vaksin selain Astrazeneca bagi warganya yang berusia di bawah 30 tahun.

Pelaku pasar juga bakal memantau hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) UBS, dan rilis data pesanan industri Jerman per Februari.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(ags/ags)


[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini