[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Emiten produsen Semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) berencana mengalokasikan belanja modal atau capex (capital expenditure) sebesar Rp 1,1 triliun pada tahun ini. Jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan realisasi belanja modal tahun sebelumnya sebesar Rp 1,06 triliun.
“Tahun 2021 kita merencanakan [belanja modal] Rp 1 triliun sampai Rp 1,1 triliun,” ungkap Presiden Direktur INTP, Christian Kartawijaya, dalam paparan publik secara virtual, Jumat (19/3/2021).
Meski belum merinci lebih lanjut mengenai rencana penggunaan dana tersebut, rencana alokasi capex tersebut sudah mendapat restu dari pemegang saham terkait rencana bisnis di tahun ini.
“Belanja modal naik sedikit [dari tahun 2020], ini sudah mendapat approval,” ujar dia.
Sekadar gambaran, pada tahun lalu, emiten produsen semen Grup HeidelbergCement AG asal Jerman ini, memangkas anggaran belanja modal menjadi Rp 1,1 triliun dari proyeksi sebelumnya Rp 1,4 triliun.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan INTP, Oey Marcos menyatakan, pemangkasan belanja modal ini mempertimbangkan dampak dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan demikian, konsumsi semen secara nasional mengalami penurunan akibat wabah virus Corona jenis baru ini. Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan, konsumsi semen nasional pada kuartal I/2020 mengalami penurunan 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
“Indocement mengambil keputusan untuk melakukan penyesuaian atas capex 2020 Indocement yang semula ditetapkan sebesar Rp 1,4 triliun menjadi Rp 1,1 triliun,” ungkap Oey Marcos, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (14/5/2020).
Pada proyeksi sebelumnya, perseroan menganggarkan belanja modal yang bersumber dari dana kas internal Rp 1,4 triliun untuk pengembangan pabrik di Citeureup, Jawa Barat, instalasi listrik dan perbaikan fasilitas pabrik di Kalimantan Selatan.
Pada tahun ini, emiten bersandi INTP ini memproyeksikan, penjualan semen di tahun ini akan tumbuh 4% sampai dengan 5%. Proyeksi tersebut mengacu pada perkiraan permintaan semen yang akan kembali tumbuh, lebih baik dibanding tahun 2020 yang tertekan akibat pandemi Covid-19.
Menurut Christian, optimisme membaiknya penjualan semen akan ditopang dengan kenaikan anggaran infrastruktur sebesar 38% dari tahun lalu. Selain itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mendapat porsi terbesar dalam APBN 2021 sebesar Rp 149,8 triliun dan serapannya baru 7% per Februari ini.
“Melihat tahun 2020 cukup terpuruk, banyak proyek yang tertunda. Tahun ini, pemerintah telah menaikkan anggaran infrastruktur, lebih tinggi dibanding 2020,” kata Christian, dalam paparan publik secara virtual, Jumat (19/3/2021).
Katalis positif lainnya, kata Christian, pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF), sebagai turunan dari Undang-undang Cipta Kerja (Ciptaker), juga turut menjadi game changer untuk lebih banyak menarik investasi di proyek-proyek infrastruktur, sehingga diharapkan akan meningkatkan permintaan semen.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
[ad_2]