[ad_1]
Era pandemi sangat berdampak pada semua sektor industri. Sehingga menyebabkan berdampak pula pada kinerja bisnis perusahaan. Meski demikian, PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IDX: IPCM) dalam laporan keuangannya mengumkan kinerja bisnis yang baik pada tahun 2020.
IPCM umumkan laporan keuangan auditan untuk tahun buku 2020, yang menunjukan kenaikan pendapatannya.
Menurut Direktur Utama IPCM, Amri Yusuf, mengungkapkan bahwa di tengah kondisi pandemi Covid-19 2020, IPCM tetap berhasil mencatat kenaikan pendapatan usaha sebesar Rp 697 miliar, naik 2% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 682 miliar. Sementara itu, Perseroan berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp 80 miliar di tengah berbagai tantangan yang dihadapi di tahun 2020.
“Sejak kuartal pertama 2020, IPCM sudah merespon kondisi ekonomi global dengan melakukan pendekatan market baru dalam rangka perluasan pasar, dengan tetap memberikan layanan terbaik untuk market yang telah dimiliki dan kami berhasil mengerjakan beberapa pipeline baru di akhir tahun 2020. Perseroan juga telah menambah empat kapal tunda dengan daya 2×2200 HP guna mendukung perluasan pasar tersebut.” ujar Amri dalam keterangan tertulisnya, Kamis ( 08/04/2021 ).
Pendapatan IPCM sebesar Rp 697 miliar menurutnya, diperoleh dari jasa pelayanan kapal, jasa pengangkutan, jasa pengelolaan kapal. Jasa pelayanan kapal diperoleh dari dari penundaan kapal (towage) sebesar Rp 614 miliar yang memberikan kontribusi 88% dari total pendapatan dan pemanduan (pilotage) sebesar Rp 25 miliar yang memberikan kontribusi 4%, jasa pengelolaan kapal sebesar Rp 56 miliar yang memberikan kontribusi 8%.
“Tahun 2020 menjadi awal penyesuaian bisnis usaha dalam menghadapi era new normal, di mana industri maritim termasuk cukup resilient menghadapi pandemi COVID-19. Pada 2020 IPCM berhasil memperoleh market baru diantaranya Pelabuhan Patimban, Tersus Jawa Satu Power dan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak, yang kesemuanya diharapkan dapat memberikan tren positif untuk tahun 2021. Pengalaman IPCM bisa tetap eksis di tengah pandemi, akan jadi modal dan tambahan spirit untuk menghadapi tahun 2021.” tegas Amri.
Pendapatan jasa kapal berdasarkan segmen terdiri dari Pelabuhan Umum, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS), dan Terminal Khusus (Tersus). Pendapatan TUKS pada tahun 2020 meningkat tajam 39% dari Rp 77 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp 107 miliar di tahun 2020, sedangkan pendapatan Tersus mengalami kenaikan signifikan 23% menjadi Rp 88 miliar tahun 2020 dibandingkan Rp 71 miliar di tahun sebelumnya. Sementara itu pendapatan Pelabuhan Umum turun dari Rp 475 miliar menjadi Rp 443 miliar atau 7%.
Pada tahun 2020 Perseroan mencatat peningkatan total aset sebesar 10%, meningkat menjadi Rp 1,4 triliun dari Rp1,3 triliun tahun sebelumnya. Perusahaan dalam kondisi keuangan yang baik termasuk dalam hal likuditas dimana rasio kas dan setara terhadap aset lancar mencapai 69,9% serta memiliki modal yang kuat untuk kebutuhan modal kerja dan rencana ekspansi yang tengah berjalan.
Selain itu, pada tahun 2020 Perseroan juga senantiasa mendukung peraturan Pemerintah dalam mengembangkan bisnis secara berkesinambungan, diantaranya dengan melakukan penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) dan menjalankan sertifikasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001:2016 dimana merupakan sebuah standar pada perusahaan terbuka dalam upaya pencegahan dan pengungkapan penyuapan.
Tahun 2020 juga menjadi awal Perseroan mulai menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 dan 73 mengenai instrumen keuangan dan sewa. Perseroan juga senantiasa menjaga keselamatan dan kesehatan pekerjanya sehingga dapat mendukung kelancaran sistem logistik nasional.
“Beberapa catatan positif Perseroan diharapkan dapat membawa optimisme sehingga mampu memberi dampak pasar yang lebih luas serta standardisasi dalam memberikan layanan yang maksimal kepada pelanggan, termasuk mengoptimalkan sistem informasi teknologi dalam proses kerja, “ ungkap Amri berharap.
Post Views:
4
[ad_2]