[ad_1]
Jakarta, Eksekutif —
Ali ibn Abi Thalib adalah salah satunya Sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi khulafaur rasyidin terakhir atau pemimpin Islam setelah Nabi wafat. Ali adalah khalifah keempat atau terakhir.
Ali ibn Abi Thalib adalah sepupu Nabi Muhammad. Ayah Ali, Abu Thalib adalah paman Nabi Muhammad. Ali yang aslinya bernama Haydar, lahir di Makkah pada 13 Rajab, 10 tahun sebelum Nabi Muhammad diangkat sebagai utusan.
Semenjak lahir, Ali diasuh oleh Nabi Muhammad. Sosok Ali sudah menjadi penghibur bagi Muhammad yang saat itu tidak memiliki anak laki-laki. Nabi Muhammad jugalah yang menyematkan nama Ali.
Sang Baginda lebih senang memanggil Haydar dengan nama Ali karena memiliki arti derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.
Saat Nabi diangkat menjadi rasul dan mulai berdakwah, Ali termasuk dalam orang-orang pertama yang mempercayainya. Ali tergolong dalam assabiqunal awwalun atau orang-orang yang pertama masuk Islam. Ali memeluk Islam saat masih berusia remaja.
Ali dewasa menikahi putri bungsu Nabi Muhammad dari Khadijah yaitu Fatimah Az-Zahra.
Pribadi Ali dikenal sangat sopan dan cerdas. Rasulullah bahkan memberi julukan Ali bin Abi Thalib pintu gerbang pengetahuan Islam.
![]() |
“Akulah kota ilmu, sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah pintunya,” kata Nabi.
Rasulullah juga memasangkan Ali dengan sejumlah nabi sebelumnya.
“Tidak ada pemuda yang sehebat Ali. Jika ingin mengetahui ilmu Adam, ketakwaan Nuh, keimanan Ibrahim, pengabdian kepada Yesus, maka lihatlah keunggulan Ali,” kata Nabi.
Selain itu, gelar Ali bin Abi Thalib lainnya adalah Karamallhu Wajhahu yang artinya semoga Tuhan memuliakannya.
Ali juga terlibat dalam banyak perang dengan Nabi, kecuali selama perang Tabuk. Saat itu, Ali mendapat tugas penting dari Nabi untuk menjaga kota Madinah.
![]() |
Selain itu Ali juga mampu membuka Benteng Khaibar saat perang Khaibar. Padahal, ketika itu tidak ada satu orang pun yang bisa membukanya.
Sepeninggal Rasulullah, Ali bin Abi Thalib adalah penerus kepemimpinan Islam. Ia menjadi khalifah Rashidin keempat atau terakhir. Ali melanjutkan kepemimpinan Rashidun khulafaur dari Abu Bakar ash-Shidiq, Umar ibn Khattab, dan Usman ibn Affan.
Sebagai seorang Rashidin khulafaur, Ali ditugaskan untuk memimpin Islam. Selama masa jabatannya, ia memiliki tanggung jawab mengembangkan syiar Islam, serta memakmurkan rakyatnya.
Masa pemerintahan Ali disebut sebagai periode tersulit dalam sejarah Islam karena terjadi perang saudara antar umat kaum Muslimin setelah tragedi terbunuhnya khalifah ketiga, Utsman bin Affan.
Itulah kelebihan Ali ibn Abi Thalib ketika menjadi khulafaur rasyidin terakhir. Selain itu, dia juga termasuk ke dalam jajaran sepuluh nama sahabat Nabi yang dijanjikan masuk surga. Kinerja Ali sangat baik terutama dalam urusan keuangan yakni mengurus Baitul Mal. Ali juga mampu memajukan bidang ilmu bahasa, meningkatkan pembangunan, dan meredam pemberontakan di kalangan umat Islam.
(avd / ptj)
[Gambas:Video CNN]
.
[ad_2]