Mengenal Indirect Marketing, “Investasi” Pemasaran yang Menjanjikan

  • Bagikan
Mengenal Indirect Marketing, “Investasi” Pemasaran yang Menjanjikan

[ad_1]

Pada zaman sekarang, marketing tak melulu soal iklan yang bercirikan hard selling. Ada teknik pemasaran tidak langsung alias indirect marketing yang bisa jadi pilihan.

Kalau memang tak langsung menawarkan, bagaimana cara audiens mengenal produkmu?

Ketahui jawabannya dengan menyimak artikel ini.

Apa Itu Pemasaran Tidak Langsung?

© Freepik.com

Untuk memahami teknik pemasaran yang satu ini, Eksekutif akan memberikan contoh.

Misalnya, si X merupakan pemasar di perusahaan makanan bayi. Salah satu produknya adalah biskuit untuk batita berusia 1-1,5 tahun.

Si X memilih untuk memasarkan produk ini secara tak langsung. Alih-alih beriklan secara terang-terangan, X malah membuat blog perusahaan.

Dalam blog ini, X menuliskan artikel tentang kebutuhan bayi usia 1-1,5 tahun. Selain itu, ia juga menambahkan tips pengasuhan anak dan topik terkait lainnya.

Meski begitu, artikel yang ditulis tak sembarang dibuat. Di dalamnya, ada kalimat promosional yang mengajak pembacanya membeli biskuit bayi perusahaan.

Inilah yang dimaksud dengan pemasaran tak langsung. Pemasar “menjual” produknya lewat konten atau jalur-jalur lainnya.

Mengutip Paperform, dengan teknik ini, brand awareness-mu bisa meningkat, lho. Selain itu, leads yang potensial juga bisa mendekat.

Bentuk-Bentuk Pemasaran Tidak Langsung

bentuk pemasaran tidak langsung

© Freepik.com

Kata Demand Curve, ada beberapa teknik indirect marketing yang bisa kamu pakai. Teknik-teknik itu di antaranya:

1. Content marketing

Dalam content marketing, kamu menawarkan konten berupa:

  • artikel blog
  • kuis
  • podcast
  • dan lain-lain

Tentu saja, tujuan pembuatan konten ini adalah menarik perhatian audiens. Mereka akan datang karena membutuhkan informasi atau hiburan.

Ketika mereka sudah mendapat manfaat yang diinginkan, kamu bisa menjual produkmu pada mereka.

Teknis penjualannya sendiri berbeda-beda. Ada pihak yang langsung memasukkan call-to-action dalam konten. Ada pula yang mengumpulkan alamat email untuk dikirimi konten promosional esok hari.

2. Media sosial

Selanjutnya, ada media sosial. Saluran yang satu ini juga tak kalah menjanjikan, lho. Terlebih lagi, ia bersifat gratis.

Kalau kamu konsisten mengelolanya, brand-mu bisa memikat banyak followers. Tak hanya itu saja, followers-mu juga akan aktif dan punya engagement yang besar denganmu.

Lewat saluran ini, brand recognition dan loyalty audiens pun bisa meningkat.

Pemasaran Tidak Langsung vs Langsung

indirect vs direct sales

© Pexels.com

Selain indirect marketing, ada pula teknik pemasaran lain bernama direct marketing. Sejatinya, dari namanya saja, perbedaan keduanya sudah terlihat.

Direct marketing bisa berupa iklan, email promosi, dan lain-lain. Dalam saluran ini, pemasar tentu menjual produk secara terang-terangan.

Ini berbeda dengan teknik pemasaran tak langsung. Seperti yang sudah Eksekutif jelaskan, penawaran produk dilakukan secara tersirat.

Fabrik mengibaratkan direct marketing sebagai teknik “mendorong” audiens. Kamu “mendorong” semua informasi kepada mereka dan berharap mereka tertarik.

Sementara itu, indirect marketing merupakan teknik “menarik” audiens. Kamu  fokus membuat konten atau acara yang “menarik” di mata mereka.

Nantinya, konten dan acara itulah yang membuat audiens terdorong untuk mengenal produkmu.

Lalu, kira-kira, teknik apa yang tepat untuk brand-mu? Ketahui jawabannya di Eksekutif ExpertClass.

Dalam kelas ini, kamu akan bertemu praktisi hebat di bidang marketing. Mereka siap berbagi ilmu sampai kamu bisa memilih teknik pemasaran yang tepat.

Sudah siap jadi jagoan pemasaran? Daftarkan dulu dirimu ke Eksekutif ExpertClass dengan klik gambar di bawah ini.

GEC marketing class

Plus Minus Pemasaran Tidak Langsung

kelebihan dan kekurangan pemasaran tidak langsung

© Freepik.com

Sebelum menggunakan teknik marketing ini, kamu harus tahu kelebihan kekurangannya dulu. Dirangkum dari VipeCloud, ini dia informasinya.

Kelebihan

1. Mengurangi risiko hard selling

Tak semua orang suka dengan teknik hard selling. Alih-alih tertarik pada brand-mu, mereka malah merasa dipaksa.

Bukannya mau jadi pelanggan atau pengguna, mereka malah menjauh. Ini tentu bisa merugikanmu.

Nah, teknik indirect marketing jauh dari praktik seperti ini. Risiko dari hard selling pun bisa kamu hindari.

2. Terciptanya hubungan jangka panjang

Misalnya, kamu memasarkan produk lewat podcast. Dalam podcast ini, pendengar mendapat banyak informasi yang bermanfaat bagi mereka.

Mereka tentu jadi “dekat” dengan brand-mu. Mereka akan terus menantikan episode barumu selama kamu menjaga kualitas podcast-nya.

Hubungan ini akan sulit tercipta kalau kamu memilih teknik direct marketing.

Kekurangan

1. Butuh sumber daya besar

Pemasaran tidak langsung bisa dibilang bentuk investasi untuk brand. Teknik ini butuh “biaya” yang harus kamu keluarkan di awal.

Coba bayangkan, brand-mu ingin membuat konten podcast. Tentu saja, harus ada orang yang andal dalam menyusun sampai merekam tiap episodenya.

Belum lagi, ada alat perekam sampai aplikasi edit suara yang harus kamu pakai. Sumber daya ini tentu tak sedikit.

Pertimbangkan dulu hal ini sebelum memilih teknik indirect marketing, ya!

2. Hasil tidak langsung terlihat

Selain sumber daya yang besar, hasil akhir dari investasimu juga tak langsung terlihat. Butuh waktu sampai akhirnya audiens mulai dekat dengan brand-mu.

Ini terjadi karena hubungan memang dibangun secara perlahan-lahan. Dari satu konten ke konten lainnya, audiens akan mendekat kepada brand-mu.

Pada akhirnya, teknik pemasaran tidak langsung punya kelebihan dan kekurangan yang bisa kamu pertimbangkan. Setelah mengetahui semuanya, apakah kamu tertarik menggunakannya?

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini