Mengenal Sejarah Hari Perawat Nasional

  • Bagikan
Hari Perawat Nasional diperingati pada 17 Maret setiap tahunnya. Bagaimana sejarah ditetapkannya Hari Perawat Nasional?

[ad_1]

Jakarta, Eksekutif —

Hari ini, 17 Maret 2021, diperingati sebagai Hari Perawat Nasional. Hari ini menjadi momentum mengenai peran perawat di dunia ini kesehatan.

Menilik dari sejarahnya, peringatan ini tak lepas dari hari pendirian Persaturan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada 17 Maret 1974. Organisasi ini dicetuskan oleh para perintis perawat karena tenaga keperawatan harus berada di organisasi profesi.

Namun, jauh sebelum itu, organisasi perawat sesungguhnya telah eksis seiring keberadaan rumah sakit Residen Vpabast pada 1918 di Batavia yang kini dikenal sebagai RS Ciptomangunkusumo (RSCM), Jakarta.


Saat itu, telah tercatat beberapa perkumpulan atau organisasi di antaranya Perkumpulan Kaum Verpleger fster Indonesia (PKVI), Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Perawat Indonesia (PPI), dan Ikatan Perawat Indonesia (IPI).

Organisasi-organisasi ini kemudian mengadakan pertemuan yang dihadiri beberapa tokoh, termasuk Maskoed Soerjasumantri, sebagai pemimpin sidang. Pertemuan di Bandung ini menghasilkan kesepakatan bahwa sederet organisasi tersebut akan menyatukan diri dalam satu wadah bernama Persatuan Perawat Nasional.

Pada 17 Maret 1974, dilakukan pernyataan bersama terbentuknya Persatuan Perawat Nasional Indonesia serta pembentukan panitia persiapan Kongres Pertama pada tahun 1976.

Peringatan Hari Perawat Nasional kali ini menandai 47 tahun usia PPNI. Perawat jadi bagian dari garda depan pandemi Covid-19.
PPNI melaporkan ada sebanyak 274 perawat meninggal akibat paparan Covid-19. Oleh karenanya, hari ini pun jadi momentum pengingat peran vital perawat bagi dunia kesehatan.

Ketua Umum DPP PPNI, Hanif Fadhillah menyebut, perawat merupakan sosok yang paling dekat dan selalu berada di dekat pasien. Tanpa perawat, korban pandemi bisa lebih besar.

“Dalam tugas dan fungsinya, perawat memiliki peran penting dalam upaya kuratif dan rehabilitatif,” kata Hanif dalam keterangan tertulis.

(the / asr)


.

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini