Ngeri! RI Sudah Kena Dutch Disease, Ini Akibatnya

  • Bagikan
Ngeri! RI Sudah Kena Dutch Disease, Ini Akibatnya

[ad_1]


Jakarta, Eksekutif – Indonesia telah terpapar oleh penyakit yang merusak struktur perekonomian. Penyakit itu dikenal dengan istilah Dutch Disease atau penyakit belanda.

Demikian disampaikan Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti. Istilah Dutch Disease sendiri populer mulai 1977 saat ditemukannya gas alam berlimpah di Belanda.

“Kita terlena dengan biasa yang disebut dutch disease, sehingga kemudian terjadilah deindustrialisasi dini,” kata Amalia dalam acara Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 yang digelar Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Wanita yang kini juga menjabat sebagai pelaksana tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) itu mengatakan, penyakit dutch disease mulai menjangkiti Indonesia setelah periode 2002. Sumber penyakitnya ialah Indonesia saat itu menikmati ledakan harga-harga komoditas.

Akibatnya, industri manufaktur tidak berkembang, menyebabkan kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) turun drastis secara konsisten dari saat periode 2002 sebesar 32% menjadi hanya 18,3% pada 2022.

“Artinya kita belum mencapai negara maju tapi sektor industri manufaktur kita kontribusinya ke PDB sudah turun,” ucap Amalia yang juga akrab disapa Winny.

Dutch Disease memiliki efek samping yang buruk terhadap perekonomian, salah satunya adalah semakin sulitnya Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

Negara-negara yang mampu keluar dari middle income trap, seperti Korea Selatan memiliki share industri terhadap PDB di level 24,7% pada saat memasuki fase negara maju pada 1996, dan Singapura sebesar 26,6% pada 1991.

“Idealnya kalau kita mau loncat menjadi negara maju biasanya sektor industri manufaktur itu yang menjadi prime mover dan memberi kontribusi ke PDB yang cukup tinggi,” tegas Amalia.

Tak heran, Indonesia kini kata Amalia harus menerima nasib 30 tahun terjebak dalam middle income trap, dan masih akan terus terjebak hingga 20 tahun mendatang hingga terealisasinya target Indonesia maju atau Indonesia emas 2045.

“Pengalaman dari Korea Selatan yang bisa keluar dari middle income trap hanya dalam waktu 17 tahun dari mulai lower, middle, masuk ke high income hanya butuh waktu 17 tahun,” tutur Amalia.

“Indo sudah 30 tahun berada dalam status negara berpendapatan menengah dan kita mau sbelum 20 tahun sudah keluar, artinya total di middle income trap kita hampir 50 tahun kalau 20 tahun ke depan kita jadi high income economy, ini terlalu lama, jadi jangan sampai ini lewat,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, dalam RPJPN 2045 pemerintah kembali mulai menggencarkan arah pembangunan ekonomi berbasiskan kekuatan industri manufaktur. Diringi dengan berbagai upaya transformasi ekonomi.

“Kita merumuskan bahwa kalau kita mau menuju Indonesia Emas 2045 maka pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan dalam 20 tahun ke depan adalah minimal 6%, jadi kami rumuskan 6%-7% kalau kita mau keluar dari middle income trap,” kata Amalia.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Ini Dia Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III-2023 4,94%

(haa/haa)


[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terhubung Dengan Kami
Link Asli adalah EKSEKUTIF.com - Hati-Hati Dengan Jurnalis Yang Mengaku Majalah Eksekutif. Organik kami berintegritas. Mematuhi kode etik Dewan Pers. Memiliki ID Card majalah eksekutif. JIka kurang yakin, silahkan WA 0816-1945-288 untuk konfirmasi.
Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini