Penuhi Kebutuhan  Nasabah – DBS Treasures Hadirkan Strategi Baru Arah Bisnis Segmen Priority Banking di Indonesia

  • Bagikan
Penuhi Kebutuhan  Nasabah – DBS Treasures Hadirkan Strategi Baru Arah Bisnis Segmen Priority Banking di Indonesia

[ad_1]

 

Keterangan foto  (Ki-ka): Consumer Banking Director, PT Bank DBS Indonesia, Rudy Tandjung, Head  of Segmentation, Liabilities, and Mortgage PT Bank DBS Indonesia, Festia Pisa Valensia, dan Executive Director, Wealth Management, Talent Rotation, PT Bank DBS Indonesia, Keng Swee Koh

 

Menurut survei yang dilakukan DBS Treasures, nasabah priority banking cenderung menunjukkan rasa kurang percaya diri dalam membuat keputusan wealth management. Salah satunya disebabkan oleh kurangnya literasi keuangan nasabah yang membuat mereka menjadi ragu dalam membuat keputusan wealth management.

Bank DBS Indonesia melihat peluang yang cukup besar di segmen priority banking di Indonesia, dengan sebanyak 1,8 juta orang memiliki aset USD100.000 hingga USD1 juta. Ditambah lagi, jumlah investor di Pasar Modal (Saham dan Obligasi) pada tahun 2020 juga meningkat sebesar 56% dibandingkan tahun 2019.

Peluang tersebut diambil oleh Bank DBS Indonesia, dalam hal ini DBS Treasures, sebagai upaya menjadi mitra manajemen kekayaan terpercaya. DBS Treasures berkomitmen dalam upaya menjadi mitra manajemen kekayaan terpercaya sehingga nasabah dapat yakin mengambil keputusan investasi akurat di saat yang tepat.

Namun, terdapat perubahan yang cukup signifikan di segmen priority banking, termasuk demografi nasabah yang semakin muda, evolusi digital yang memengaruhi cara transaksi perbankan saat ini, terlebih dengan adanya implikasi dari pandemi. Lebih lanjut, survei kualitatif yang dilakukan oleh DBS Treasures menunjukkan bahwa nasabah masih merasa ragu dalam membuat keputusan investasi.

“Sejak pertengahan tahun lalu, kami secara intensif telah melakukan studi untuk mengetahui keinginan dan tantangan yang dihadapi nasabah. Dipengaruhi oleh pergerakan dunia ekonomi yang cepat, rendahnya literasi keuangan, serta terbatasnya waktu mereka untuk mengetahui lebih lanjut, nasabah memiliki keraguan dalam mengambil keputusan investasi,” ujar Consumer Banking Director, PT Bank DBS Indonesia, Rudy Tandjung, dalam paparannya saat acara konferensi pers virtual bertajuk ‘Intuitive Wealth Management, Empower Confident Decision, Selasa ( 16/03/2021 ).

“Di sisi lain, riset tahunan Bank DBS Indonesia menemukan beberapa parameter utama yang dibutuhkan oleh nasabah prioritas, yaitu kebutuhan mendapatkan wawasan finansial yang menyeluruh dan personal, disampaikan secara proaktif, serta adanya solusi digital inovatif untuk melakukan transaksi investasi,” jelasnya.

Karena itulah DBS Treasures melakukan transformasi dengan strategi manajemen kekayaan yang mencermati kebutuhan nasabah, sehingga mereka dapat yakin mengambil keputusan investasi akurat di saat yang tepat. Transformasi ini sejalan dengan misi DBS Treasures untuk membentuk future of banking dan menjadi mitra manajemen kekayaan terpercaya yang memaksimalkan keputusan investasi nasabah.

Sementara itu, Head of Segmentation, Liabilities and Mortgage PT Bank DBS Indonesia, Festia Pisa Valensia, mengungkapkan bahwa  DBS Treasures berupaya untuk menjawab kebutuhan para nasabah kami dengan “Intuitive Wealth Management to Empower Confident Decisions” yang terfokus pada tiga komitmen, yakni proaktif menganalisa dan menyampaikan insight terkini, tim ahli berbasis profil risiko nasabah dan data pasar terbaru, serta inovasi digital berkelanjutan untuk mempermudah komunikasi dan transaksi investasi.

Komitmen tersebut   lanjut  Festia , divalidasi kembali oleh survei terhadap 3.000 responden untuk memastikan penawaran ini cukup unik dan mudah dimengerti. Hingga 70% menganggap konsepnya relevan dengan kebutuhan mereka, 91% percaya bahwa DBS Treasures dapat membuat mereka merasa yakin dalam pengambilan keputusan investasi, dan 45% ingin mencari tahu serta bergabung dengan DBS Treasures.

“Dalam mendukung nasabah agar yakin mengambil keputusan investasi, DBS Treasures mengaplikasikan The 90-10 Rule, di mana bank yang akan melakukan 90% dalam mempertajam strategi kekayaan dan nasabah hanya perlu melakukan 10% yaitu mengambil keputusannya,” jelasnya.

“Strategi kekayaan ini disusun oleh tim ahli handal yang terdiri dari Market Intelligence, Data Scientist, Product Specialist, dan Relationship Manager tersertifikasi, berdasarkan DBS Research Library dan profil setiap nasabah kami. Dengan demikian, optimalisasi portofolio dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi nasabah, seperti investasi dalam dan luar negeri hingga perlindungan dan perencanaan warisan,” lanjut Festia.

Sejalan dengan komitmen terhadap inovasi digital berkelanjutan untuk mempermudah komunikasi dan transaksi investasi, Executive Director, Wealth Management Talent Rotation, PT Bank DBS Indonesia, Keng Swee menambahkan, “Bank DBS Indonesia kerap memaksimalkan kapabilitas digital dengan menghadirkan inovasi-inovasi terbaru agar nasabah dapat meraih semua peluang yang ada di saat yang tepat. “

“Kami menghadirkan layanan transaksi investasi yang komprehensif dari mana saja dan kapan saja melalui Aplikasi digibank by DBS, Instruksi Melalui Telepon, dan video call, serta didukung virtual market update melalui webinar e-Talk Series. Selain itu, nasabah juga dapat memperoleh market alert melalui media pilihannya, dari email, WhatsApp, hingga video call, ”  jelas Keng Swee

Melalui platform perbankan digital 24/7 milik Bank DBS Indonesia, yaitu Aplikasi digibank by DBS jumlah nasabah yang melakukan pembelian obligasi secara digital berhasil mengalami peningkatan sebesar sepuluh kali lipat, terhitung sejak akhir tahun 2019 hingga awal 2021.

Sementara itu, jumlah nasabah DBS Treasures yang melakukan transaksi valas melalui aplikasi digibank by DBS juga mengalami pertumbuhan hampir empat kali lipat di periode yang sama. DBS Treasures sendiri saat ini memiliki hampir 56 ribu nasabah priority banking di 31 cabang di Indonesia yg tersebar di 14 kota, dan menargetkan pertumbuhan nasabah sebesar 12% dengan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 14% di akhir 2021.

 

 

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini