[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal Faried F. Saenong mengatakan, akan ada sejumlah pembatasan dalam pelaksanaan ibadah di masjid Istiqlal saat Ramadan tahun ini.
“Istiqlal misalnya tidak ada buka puasa dan sahur. I’tikaf juga tidak karena masih pandemi Covid-19. Untuk kapasitas 50% dari kapasitas, kita hanya di bawah 30%. Umumnya 250 ribu jamaah, Ramadan ini hanya mentok di jumlah 2.300 orang per hari di lantai utama,” katanya di Jakarta, Senin (12/4/2021).
Menurut Faried, jangan sampai Ramadhan justru menjadi pusat penyebaran Covid-19. Tahun kedua Ramadhan kala pandemi, lanjutnya, mengajarkan banyak hal.
“Adaptasi, termasuk cara pandang tentang ibadah di Ramadan. Kita sudah banyak menyampaikan informasi, bahwa tahun ini adanya perubahan yang kita sudah lalui perkembangan positif, tapi itu tidak berarti kita aman dari pandemi,” ujar Faried.
Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan, ada poin penting yang menjadi pembeda antara Ramadan tahun lalu dan tahun ini. Meski keduanya memiliki kesamaan, yaitu masih dalam suasana pandemi.
“Tahun kemarin kemampuan testing tracing treatment belum memadai. Kemampuan deteksi dini, vaksinasi belum ada. Angka absolut kecil tapi tren naik,” katanya.
“Hari ini 3T itu sudah sedemikian optimal, vaksinasi sudah berjalan. Kesadaran masyarakat protokol kesehatan jalan, maka perlu adaptasi juga. Wabah tak menghalangi ibadah. Ibadahnya adaptasi,” pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq)
[ad_2]