Saham Emiten Tommy Soeharto ‘Ngamuk’ 26%, Gegara Ini?

  • Bagikan
Mangkir dari Satgas BLBI, Tommy Soeharto Bakal Dibui?

[ad_1]

Jakarta, Eksekutif – Saham emiten distribusi gas alam cair (LNG) milik Tommy Soeharto, PT GTS Internasional Tbk (GTSI) melonjak & meninggalkan level Rp 50/saham pada penutupan Senin (17/1/2022). Dengan ini, saham GTSI berhasil kembali menguat setelah terakhir kali terjadi pada pertengahan Desember 2021.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GTSI ditutup melesat 26,00% ke posisi Rp 63/saham. Nilai transaksi saham GTSI hari ini mencapai Rp 14,92 miliar dan volume perdagangan 242,74 juta saham.

Sebelum ini, terakhir kali saham GTSI berhasil ditutup di zona hijau adalah pada 17 Desember 2021, yakni di harga Rp 71/saham. Setelah itu, saham ini 12 kali terbenam di zona merah dan stagnan 7 kali.

Seiring dengan adanya lonjakan harga saham, dalam keterbukaan informasi di BEI pada Senin ini (17/1), perusahaan mengungkapkan telah mendapatkan kontrak kerja sama baru dengan BP Berau Ltd (anak usaha BP). Kontrak baru tersebut diperoleh melalui anak usaha GTSI, PT Hikmah Sarana Bahari (HSB).

Adapun kontrak baru tersebut terkait pengapalan kargo LNG dengan kapal EKAPUTRA-1 dengan jangka waktu 1 tahun terhitung sejak 7 Januari 2022.

Kontrak kerja sama tersebut telah ditandatangani oleh President Director HSB Dandun Widodo dan Asia Pacific Procurement Delivery Senior Manager BP Berau Ltd Herbiana Wintawati pada 7 Januari lalu.

“Kami merasa bangga atas perolehan kontrak ini, yang mengangkut Liquefied Natural Gas (LNG) dari Tangguh [yang dioperasikan oleh BP Berau] ke beberapa terminal di Indonesia bagian barat, jelas Direktur Utama GTSI Kemal Imam Santoso.

Sebagai informasi, untuk kontrak yang diperoleh saat ini, EKAPUTRA-1 mengangkut LNG yang diproduksi di Kilang Tangguh LNG yang dioperasikan oleh BP Berau Ltd dengan lokasi muat (loading) di pelabuhan Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat dan discharging port yang direncanakan berada di beberapa titik di Indonesia bagian barat, di antaranya Arun Port, FSRU Jawa Barat, FSRU Lampung, dan FSRU Jawa Satu.

Asal tahu saja, GTSI pertama kali melantai di bursa pada 8 September 2021 dengan harga penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) Rp 100/saham. Adapun raihan dana IPO GTSI waktu itu sebesar Rp 240 miliar.

Entitas induk perusahaan adalah PT Hateka Trans Internasional (menguasai 84,80% saham) dan entitas induk terakhir adalah PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS).

Adapun, berdasarkan prospektus IPO perseroan, ultimate beneficial owner dari GTSI adalah Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(adf/vap)



[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini