Sering Tertukar, Ketahui Perbedaan UAT dan Usability Testing pada Produk

  • Bagikan
Sering Tertukar, Ketahui Perbedaan UAT dan Usability Testing pada Produk

[ad_1]

Meskipun sama-sama penting dalam proses desain produk, tahukah kamu bahwa terdapat perbedaan antara UAT dan usability testing?

Baik itu website, software, aplikasi, atau produk lainnya pasti butuh uji coba untuk mengetahui apakah kerjanya sudah sesuai atau belum.

Nah, perbedaan antara kedua metode ini adalah mereka digunakan untuk mengecek aspek berbeda dari produk yang sama. 

Bagaimana, sudah dapat gambarannya?

Kalau belum, tenang saja karena Eksekutif sudah menyiapkan penjelasan lengkapnya, hanya untukmu. 

Yuk, simak lebih lanjut!

Apa Itu UAT dan Usability Testing?

Sebelum mengetahui perbedaan antara UAT dan usability testing, kamu perlu tahu pengertian kedua istilah ini terlebih dahulu agar lebih jelas.

Dilansir dari UserSnap, UAT (user acceptance testing) adalah uji coba yang dilakukan untuk mengetahui apakah desain produk sudah sesuai dengan kebutuhan user.

Di sisi lain, usability testing adalah uji coba yang dilakukan untuk mengetahui user experience dari desain produk di website atau aplikasi. 

Melansir Interaction Design Foundation, pengetesan ini dilakukan agar software developer tahu apakah user dapat menggunakan sebuah produk secara intuitif atau tidak.

Perbedaan UAT dan Usability Testing

Seperti yang sudah disebutkan di awal, perbedaan utama antara UAT dan usability testing adalah kedua metode ini menguji aspek yang berbeda.

Setelah secara sekilas membaca pengertian masing-masing metode, apakah kamu sudah paham? 

Kalau belum, Eksekutif akan menjelaskannya lebih lanjut untukmu.

Orang yang melakukannya

© Pexels.com

Perbedaan paling mendasar yang pertama adalah orang yang melakukannya atau lebih spesifik lagi, orang yang bertanggung jawab atas setiap metode uji coba ini.

Seorang software developer membutuhkan data langsung dari UAT untuk melakukan pengembangan pada perangkat lunak.

Kalau usability testing biasanya akan dijalankan oleh UX researcher.

Ia akan melihat apakah user dapat menggunakan produk secara mudah atau justru mengalami kesulitan.

Aspek yang diuji atau tujuannya

perbedaan UAT dan usability testing

© Shutterstock.com

Perbedaan kedua antara UAT dan usability testing adalah aspek yang diuji atau tujuannya. 

Katakanlah ada satu produk baru di laman sebuah website, lalu user diminta untuk menjalankan workflow sederhana dari laman tersebut.

Kegiatan tersebut menggambarkan proses usability testing, bertujuan untuk mengetahui apakah UI (user interface) yang dibuat dapat digunakan dengan mudah atau tidak. 

Kalau user tidak dapat menggunakannya secara intuitif, produk tersebut akan dikembangkan lagi sampai mencapai target.

Nah, UAT akan menggunakan laman yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda.

UAT bertujuan untuk mengetahui fungsionalitas software yang diletakkan di laman tersebut.

Jadi, ketika user melakukan sesuatu, hasil yang diberikan sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Mudahnya begini, ada mobil yang baru diproduksi dari pabrik.

Dari awal, desain dan letak komponen mobil harus jelas sehingga pengemudi tahu masing-masing fungsinya secara intuitif. 

Ini adalah pentingnya usability testing, untuk mengetahui apakah pengemudi memahami fungsi tiap komponen mobil.

Di sisi lain, UAT dijalankan untuk memastikan bahwa ketika pengemudi memutar setir ke kiri, mobil akan bergerak ke kiri, bukan kanan.

Sama halnya dengan software, website, atau aplikasi yang sedang dikembangkan.

Itu dia penjelasan lengkap mengenai masing-masing metode dan perbedaannya.

Meskipun perbedaan antara UAT dan usability testing cukup tipis, bukan berarti metode satu bisa menggantikan yang lainnya.

Kalau kamu hanya menjalankan UAT saja, bisa jadi sebuah produk bekerja dengan sempurna tapi pengguna tidak bisa menggunakannya secara intuitif. 

Misalnya, ada kotak dialog dengan pilihan “Ya” atau “Tidak”, tapi kamu mengganti kedua kata tersebut dengan gambar dan warna yang berbeda dari biasanya.

Secara fungsi, tiap pilihan sudah berfungsi dengan baik. Namun, user bisa saja jadi kebingungan dan justru memilih tombol yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Hal ini nantinya justru akan menurunkan user experience.

Semoga setelah membaca artikel ini, kamu jadi paham mengenai perbedaan antara kedua metode ini, ya.

Kalau ingin belajar lebih lanjut seputar desain produk, coba ikuti salah satu kelas di Eksekutif ExpertClass.

Eksekutif ExpertClass adalah kelas yang akan dibawakan oleh ahli di bidang produk, dengan pengalaman yang sudah tak perlu diragukan lagi. 

Tunggu apa lagi? Cari kelas yang ingin kamu ikuti, sekarang juga!

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini