Studi: Penyakit Jantung Bawaan Tak Memperburuk Infeksi Covid

  • Bagikan
Orang dewasa dengan penyakit jantung bawaan  selama ini dianggap berpotensi atau berisiko tinggi menghadapi kematian akibat Covid-19 atau komplikasi lainnya.

[ad_1]

Jakarta, Eksekutif —

Berbagai penyakit bawaan atau komorbid selama ini disebut bisa meningkatkan keparahan infeksi virus corona.

Orang dewasa dengan penyakit jantung bawaan selama ini dianggap berpotensi atau berisiko tinggi menghadapi kematian akibat Covid-19 atau komplikasi lainnya.

Namun penelitian terbaru yang dipublikasikan di Jurnal American College of Cardiology mengungkapkan bahwa orang dewasa dengan kelainan jantung bawaan ternyata tidak lebih mungkin daripada rata-rata orang lainnya untuk terinfeksi Covid-19 yang parah atau bahkan meninggal.


Mengutip Reuters,JamilAboulhosn dariUCLA Adult Congenital Heart Center mengungkapkan faktor risiko yang terkait dengan hasil buruk pada individu ini sama dengan yang terkait dengan hasil buruk pada masyarakat umum – usia yang lebih tua, jenis kelamin laki-laki, riwayat gagal jantung, irama jantung tidak teratur, masalah ginjal,

diabetes, dan kebutuhan oksigen ekstra sebelumnya.

Peneliti menganalisis data dari 1.044 orang dewasa (usia 18 tahun ke atas) dengan Covid-19 dari 58 pusat penyakit jantung bawaan di seluruh dunia. Pengumpulan data termasuk diagnosis anatomi dan intervensi selanjutnya, komorbiditas, pengobatan, temuan ekokardiografi, gejala yang muncul, perjalanan penyakit, dan hasil.

Aboulhosn menyebut bahwa temuan ini sebenarnya agaj mengejutkan. Pasalnya penelitian membuktikan orang dengan kelainan jantung yang sangat kompleks tampaknya tidak memiliki peningkatan risiko COVID-19 yang parah selama mereka belum memiliki tanda dan gejala penyakit jantung yang parah.

“Kematian akibat Covid-19 pada orang dewasa dengan penyakit jantung koroner sama dengan populasi umum. Pasien yang paling rentan adalah pasien dengan tahap fisiologis yang lebih buruk, seperti sianosis dan hipertensi pulmonal, sedangkan kompleksitas anatomis tampaknya tidak dapat memprediksi tingkat keparahan infeksi,” tulis penelitian tersebut.

(chs)

[Gambas:Video CNN]


.

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini