Syarat Wajib Puasa Ramadhan dan Rukunnya

  • Bagikan
Puasa Ramadan merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Berikut panduan dan keutamaan puasa Ramadan.

[ad_1]

Jakarta, Eksekutif —

Setiap ibadah dalam Islam, inklusif puasa Ramadhan, dianggap valid jika ketentuan dan prinsip terpenuhi. Puasa Ramadhan memiliki lima syarat wajib dan dua rukun yang harus dipenuhi secara lengkap agar bisa dianggap sah.

Kewajiban puasa merupakan salah satu dari rukun Islam yang harus dipenuhi oleh setiap muslim dan muslimah yang telah memenuhi persyaratan.

Syarat Wajib Puasa Ramadhan

Tampilan jarak dekat dari orang muslim yang taat mengenakan pakaian islami dan menggunakan manik-manik untuk berdzikir di masjidFoto: iStockphoto / CreativaImages
Ilustrasi. Ada 5 syarat wajib puasa Ramadhan.

Muslim wajib memenuhi 5 syarat wajib puasa Ramadan, berikut:

1. Jadilah Muslim

Puasa merupakan salah satu rukun Islam, hanya muslim dan muslimah wajib menjalankan puasa Ramadhan.

Kondisi Islam ini dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Umar bin Khattab Ra yang mengatakan, saya mendengar Nabi SAW bersabda: “Islam didirikan dengan 5 hal, yaitu kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah Utusannya, dia mendirikan sholat, dia mengeluarkan zakat, dia melakukan haji di rumah [Kakbah], dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadan,” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Balig

Syarat wajib puasa kedua ialah telah mencapai balig atau pubertas. Bagi laki-laki, ia ditandai dengan keluarnya sperma dari kemaluannya, baik dalam keadaan tidur ataupun terjaga. Sementara bagi perempuan, ditandai dengan menstruasi.

Dalam uraian “Syarat Wajib dan Rukun Puasa Ramadhan” yang ditulis Ustaz Syaifullah Amin di NU Online bagi laki-laki dan perempuan yang belum keluar sperma dan belum menstruasi, batas minimal dikatakan balig jatuh pada usia 15 tahun dari usia kelahiran.

3. Berakal sehat

Syarat wajib puasa yang ketiga bagi seorang muslim dan balig adalah ia harus memiliki akal yang sehat, sempurna, dan tidak gila. Selain itu, tidak mengalami gangguan mental dan tidak hilang kesadaran.

Kondisi kegilaan dan akal sehat ini berdasarkan perkataan Nabi Muhammad SAW: “Tiga kelompok yang tidak terpengaruh oleh hukum Islam: orang yang tidur sampai bangun, orang yang gila sampai sembuh, dan anak-anak sampai akil balig. , “(HR. Abu Dawud dan Ahmad).

4. Mampu menunaikan puasa

Jika seorang muslim tidak mampu menjalankan puasa karena sebab tertentu, ia diwajibkan mengganti di bulan berikutnya atau membayar fidiah.

Ketidakmampuan berpuasa ini bisa terjadi karena perjalanan berat (musafir), sakit, hamil dan menyusui, dan berusia tua atau sudah renta.

5. Mengetahui awal Ramadhan

Syarat wajib terakhir adalah mengetahui awal Ramadhan dan hari pertama puasa selama sebulan penuh.

Untuk menetapkan awal Ramadan, dapat bersumber pada hilal. Jikalau hilal tidak dapat dilihat karena tebalnya awan, untuk menentukan awal bulan Ramadan bisa dengan menyempurnakan hitungan tanggal bulan Sya’ban menjadi 30 hari.

Rujukannya adalah hadits Nabi Muhammad SAW: “Puasa dan berbuka puasa karena melihat bulan sabit, dan jika bulan sabit tertutup awan maka selesaikan hitungan bulan menjadi 30 hari.” (HR. Bukhari).

Meskipun demikian, sebagian ulama berpendapat penentuan awal Ramadhan bisa dilakukan tanpa metode rukyatul hilal (melihat bulan), yang dengan cara hisab.

Rukun Puasa Ramadhan

Muslim berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT.  CNN Indonesia / Adhi Wicaksono.Foto: Adhi Wicaksono
Ilustrasi. Rukun puasa Ramadan harus dipenuhi agar ibadahnya sah dan diterima Allah SWT.

Setelah terpenuhinya syarat wajib, orang yang menjalankan ibadah puasa harus memenuhi rukun puasa agar ibadahnya sah dan diterima Allah SWT. Dilansir dari NU Online, rukun puasa hanya ada dua.

1. Niat berpuasa

Niatnya adalah penegasan status wajib ibadah puasa Ramadhan. Ini menunjukkan kejelasan keberadaan ibadah, bukan sekedar kemauan untuk menggenapinya.

Menurut ulama Madzhab Syafi’i, setiap orang yang ingin berpuasa disuruh mengaji. Bacaan niat puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صوَمَ غَدٍ عَن أَدَاء فِرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma ghadin an’adai fardi syahri ramadhani hadzihisanati lillahita’ala.

Artinya: “Saya berniat berpuasa besok untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”

2. Menahan diri dari berbuka puasa

Rukun kedua dalam ibadah puasa sebagaimana definisinya, yakni menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenamnya matahari (magrib) dengan niat karena Allah SWT.

Ada beberapa hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum, bersenggama di siang hari, muntah yang disengaja, ejakulasi yang disengaja, haid, nifas, dan murtad dari agama Islam.

Itulah syarat dan rukun puasa Ramadan, semoga pada puasa tahun ini kita bisa menunaikan ibadah dengan lebih baik dan khusyuk.

(din / fef)

[Gambas:Video CNN]


.

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini