Tak Bisa Sendiri, RI Perlu Gaet Negara Tetangga Garap Nuklir

  • Bagikan
DPR Dorong Pembangunan Pembangkit Nuklir Melalui UU EBT

[ad_1]

Jakarta, Eksekutif – Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target netral karbon atau Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Adapun salah satu cara untuk mencapai target tersebut yaitu dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Dalam peta jalan (roadmap) transisi energi, setidaknya mulai dari 2041 Indonesia akan memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama dengan kapasitas 5 Giga Watt (GW).

Deputi I Bidang Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mego Pinandito menyebutkan, untuk membangun PLTN, Indonesia perlu bekerja sama dengan negara lain, terutama negara tetangga di Asia Tenggara.

“Indonesia perlu memperkuat kerja sama dengan negara lain, baik yang memiliki teknologi nuklir dan sudah memanfaatkannya, maupun dengan negara tetangga di ASEAN, karena yang paling dekat,” ungkap Mego, pada acara ‘Bincang Pembangunan Seri ke-8: Kesiapan Energi Terbarukan dan Nuklir dalam Mendukung Pencapaian Net-Zero Emissions’, Senin (24/10/2022).

Menurutnya, Indonesia perlu bekerja sama dengan negara tetangga agar bisa mendapatkan dukungan dari negara tetangga untuk membangun pembangkit tenaga nuklir, sehingga Indonesia mampu untuk terus mengembangkan dan memanfaatkan tenaga nuklir sebagai salah satu sumber pembangunan dan sumber energi nasional.

Dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC), Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% yang terus diupayakan sendiri maupun juga dengan bantuan dari teknologi internasional.

Namun demikian, hingga 2021 menurutnya capaian penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia masih belum memuaskan, yakni baru 12,16% dari target 23% pada 2025.

“Tetapi kita perlu melihat potensi Indonesia yang luar biasa, ada dari panas bumi, tenaga surya, kemudian angin, air, bioenergi, arus laut, dan yang terakhir adalah nuklir. Jadi kemudian potensi itu yang harus kita dorong ke depannya,” ungkapnya.

Perlu diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyebut bahwa potensi Energi Baru dan Terbarukan RI tercatat mencapai 418 Giga Watt (GW). Potensi energi hijau tersebut mulai dari air, angin, surya, panas bumi, biomassa, dan lainnya.

Berdasarkan data Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi energi surya RI mencapai sebesar 3.295 GW, namun baru dimanfaatkan sebesar 249 MW.

Sedangkan untuk energi bayu/angin, Indonesia miliki potensi sebesar 155 GW, namun baru dimanfaatkan sebesar 154 MW. Lalu, energi hidro (air) yang memiliki potensi sebesar 95 GW, namun baru dimanfaatkan sebesar 6.679 MW.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Fase Baru Perang Rusia-Ukraina, PBB Ingatkan Bencana Nuklir

(wia)


[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terhubung Dengan Kami
Link Asli adalah EKSEKUTIF.com - Hati-Hati Dengan Jurnalis Yang Mengaku Majalah Eksekutif. Organik kami berintegritas. Mematuhi kode etik Dewan Pers. Memiliki ID Card majalah eksekutif. JIka kurang yakin, silahkan WA 0816-1945-288 untuk konfirmasi.
Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini