10 Tips Pola Makan Sehat Selama Masa Pandemi Covid-19

  • Bagikan
10 Tips Pola Makan Sehat Selama Masa Pandemi Covid-19

[ad_1]

Pada Masa pandemi saat ini, menjaga kesehatan sangatlah penting untuk itu kita diwajibkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan secara maksimal.

#sebelum masa WFH (sebagian tim majalah eksekutif) 

EKSEKUTIF.com — Selain mencuci tangan dan menggunakan masker, penting untuk memperhatikan asupan cairan dan makanan bernutrisi yang penting bagi tubuh.

Asupan gizi yang baik dapat menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan dari dalam, terlebih di masa pandemi ini, makanan dan minuman yang dikonsumsi dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam mencegah dan melawan infeksi penyakit, serta memulihkan diri.

Menerapkan pola makan bergizi seimbang dapat membuat sistem imun yang lebih kuat, dan risiko yang lebih rendah untuk tertular penyakit.

Agar dapat menjaga sistem imun menjadi lebih kuat, berikut ini 10 tips pola makan yang sehat selama pandemi, berdasarkan informasi dari Kelvin Halim, S.Gz. selaku tim nutrisionist dari Jovee.

Apa Saja Nutrisi Penting yang Berperan untuk Menunjang Sistem Imun Tubuh?

Walaupun sampai saat ini belum ada bukti ilmiah kuat efektivitas pola makan atau jenis makanan terhadap pencegahan dan pengobatan infeksi virus corona, ada beberapa nutrisi penting yang berperan untuk menunjang sistem imun tubuh, seperti:

Vitamin A
Vitamin B6, B9 (folat), dan B12
Vitamin C
Vitamin D
Vitamin E

“Dalam kondisi pandemi ini, memang kita harus menjaga kebersihan dan kesehatan kita secara maksimal. Selain itu kita juga perlu asupan gizi yang baik untuk menjaga imun dan kesehatan dari dalam,” ujar Kelvin Halim.

Menurutnya, zat gizi seperti protein dan energi sangat esensial untuk membangun sel dan mengoptimalkan kerja imun tubuh untuk melawan penyakit. Sementara, asupan vitamin dan mineral juga perlu diperhatikan karena fungsinya sebagai antioksidan dan memelihara imun dan fungsi sel tubuh.

“Konsumsi makanan bergizi seimbang dengan memperhatikan buah, sayur, protein, dan karbohidrat dalam makanan sehari-hari. Olah makanan yang baik dan benar hingga matang. Untuk memenuhi asupan zat gizi vitamin dan mineral, selain konsumsi buah dan sayur, bisa juga dibantu dengan konsumsi multivitamin bila perlu dan ada.” tambah Kelvin.

Lalu apa saja  tips menjaga pola makan yang sehat?

1. Konsumsi berbagai macam buah dan sayuran yang berbeda-beda setiap harinya

Buah dan sayur mengandung berbagai vitamin, mineral, dan serat, serta zat aktif yang esensial bagi tubuh, khususnya sistem imun. Tetapi, anda  jangan hanya menyajikan buah atau sayuran yang itu-itu saja.

Konsumsilah bermacam-macam buah dan sayuran karena masing-masing memiliki kandungan yang berbeda-beda. Buah dan sayuran beku atau kering, serta kalengan sama sehatnya dengan jenis yang segar. Asalkan Anda memilih produk buah tanpa kandungan gula tambahan.

Konsumsi buah-buahan, sayuran, polong-polongan, kacang-kacangan dan jagung. Biji-bijian dan gandum utuh, seperti oat, millet, dan nasi merah akan membuat kenyang lebih lama. Umbi-umbian, termasuk kentang, yam, taro, dan singkong juga merupakan sumber serat yang sehat.

Namun ingat sebaiknya jangan memasak sayuran dan buah terlalu lama agar kandungan nutrisinya tidak hilang. Untuk sumber protein hewaninya, Anda bisa memilih daging merah tanpa lemak, ikan, telur, serta susu rendah lemak.

2. Minum air sebanyak 8-10 gelas setiap harinya, dan tidak selalu harus air putih

Minum air dapat membantu mengedarkan nutrisi dan komponen-komponen penting dalam darah ke seluruh tubuh. Cairan juga memainkan peran dalam mengatur suhu tubuh, membuang zat-zat sisa, serta melumasi sendi.

Kebutuhan air setiap orang pasti berbeda-beda, tergantung dari usia, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, jenis aktivitas, serta kondisi lingkungan

Sebanyak 20-30 persen sumber cairan dalam tubuh berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsi. Minum air sebanyak 8-10 gelas setiap hari. Tidak selalu harus air putih.

Anda  juga bisa menyajikan jus buah dan sayuran segar, sup, air lemon, kopi, dan teh. Namun, sebaiknya hindari mengonsumsi kafein berlebihan, jus dan sirup yang mengandung gula tinggi, serta minuman bersoda.

3. Hindari konsumsi lemak jenuh serta minyak berlebihan

Lemak memang salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Namun, tidak semua lemak itu sehat dan memiliki efek yang positif terhadap tubuh. Sehingga, ganti sumber lemak jenuh dengan lemak tidak jenuh.

Selain itu, cobalah mengukus atau merebus makanan daripada menggorengnya. Tujuannya untuk membantu mengurangi kadar kolesterol jahat atau LDL dan menurunkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.

Kurangi makan makanan gorengan, daging merah, dan produk susu tinggi lemak. Sebagai gantinya, tambahkan kacang-kacangan, ayam, ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan lainnya, serta minyak nabati (zaitun, jagung, atau kedelai) ke dalam menu makanan keluarga.

Hindari produk daging olahan karena mengandung gula dan garam yang tinggi. Jika ingin mengonsumsi susu dan olahannya, pilih produk yang low-fat. Batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak trans, misalnya pizza, kentang goreng, ayam goreng tepung, kue, krim keju, dan selai.

4. Mengurangi asupan dengan garam dan gula tambahan

Batasi penggunaan garam dan bahan-bahan yang mengandung sodium lainnya seperti kecap. Sebagai alternatifnya, Anda bisa juga menggunakan rempah-rempah untuk menambahkan rasa pada masakan.

WHO menganjurkan untuk memakai garam beryodium dan mengonsumsi garam kurang dari 5 gram, atau sekitar 1 sendok teh, setiap hari.

Jika ingin makan makanan kemasan atau kalengan, pilihlah produk yang tidak mengandung tambahan gula dan garam.

WHO juga menganjurkan mengonsumsi gula tambahan sebanyak kurang dari 50 gram atau maksimal 4 sendok makan.

Makanan dan minuman tinggi lemak, gula, serta garam yang dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan asupan kalori. Kue kering, keripik kentang, cokelat, dan minuman manis juga memiliki kandungan gizi yang tidak beragam dan tidak dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga, batasi pemberian makanan dan minuman tersebut.

5. Tidak atau sama sekali hindari mengonsumsi alkohol pada menu makanan sehari-hari

Alkohol bukan merupakan sumber nutrisi yang baik, dan Anda seharusnya tidak menyertakannya ke dalam menu makanan keluarga.

Konsumsi alkohol pun tidak melindungi keluarga dari risiko Covid-19. Minum minuman alkohol, justru akan meningkatkan kemungkinan kerusakan hati, penyakit jantung, kanker, bahkan gangguan mental.

6. Hindari atau mengurangi makan di luar rumah untuk mencegah penularan

Dengan makan di rumah saja, risiko terhadap infeksi penyakit Covid-19 bisa dikurangi. Berada di restoran, kafe, atau rumah makan dapat meningkatkan kemungkinan Anda dan keluarga terpapar droplet dari orang yang diduga terinfeksi virus.

Apalagi, Anda juga tidak tahu pasti apakah permukaan meja dan kursi di tempat tersebut dibersihkan secara rutin

7. Memenuhi asupan Vitamin D dengan berjemur di bawah matahari atau dari makanan sehari-hari

Matahari merupakan sumber Vitamin D terbaik, namun saat pandemi ini mungkin beberapa orang tidak mendapatkan asupannya sesuai rekomendasi. Oleh karena itu, Anda dan keluarga perlu melengkapinya dari makanan sehari-hari.

Contohnya dengan pemberian kuning telur, hati, ikan berlemak, dan produk makanan olahan yang sudah diperkaya Vitamin D. Anda juga bisa memenuhi kebutuhan Vitamin D dari suplemen.

Ajak anak untuk berjemur di bawah sinar matahari, selama 15 – 30 menit, setiap harinya. Akan tetapi, sebaiknya berjemur tidak dilakukan lebih dari 30 menit tanpa proteksi sunscreen.

8. Melengkapi nutrisi harian dengan mengonsumsi suplemen atau multivitamin tambahan.

Walaupun sampai saat ini belum ada bukti bahwa suplemen bisa meningkatkan kekebalan tubuh dari infeksi virus, seperti Covid-19.

Dengan memberikan suplemen atau multivitamin tambahan, dapat membantu melengkapi kebutuhan nutrisi harian Anda dan keluarga.

Hal tersebut secara tidak langsung akan memelihara fungsi serta kesehatan sistem imun. Beberapa suplemen yang mampu menjaga kekebalan tubuh, yaitu Vitamin C, ekstrak echinacea, meniran, kunyit, dan habbatussauda.

9. Memenuhi kebutuhan gizi bayi dan anak-anak dengan ASI

Selain orang dewasa, asupan nutrisi bayi dan anak-anak juga harus dipenuhi. Bayi mendapatkan gizinya dari air susu ibu. Disamping itu, ASI adalah satu-satunya makanan yang bisa dicerna oleh anak.

Kandungan antibodi dan beragam nutrisi di dalamnya membantu melindungi bayi dari sejumlah infeksi penyakit yang sering menyerang anak-anak.

WHO menganjurkan ibu hamil untuk menyusui bayinya secara eksklusif, selama 6 bulan pertama setelah kelahiran. Setelah 6 bulan, tambahkan makanan pelengkap ASI, mulai dari yang bertekstur lunak, semi padat, hingga padat.Hendaknya ASI dilanjutkan hingga si Kecil berusia 2 tahun.

10. Jangan lupa menerapkan kebersihan dan keamanan pangan

Menerapkan kebersihan dan keamanan pangan juga bisa meminimalisir penularan penyakit yang diperantarai makanan, tidak terkecuali Covid-19. Maka dari itu, Anda disarankan untuk:

Mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik sebelum dan sesudah mengolah makanan, serta setelah makan.

Menutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan dalam saat hendak batuk dan bersin. Ingatlah untuk selalu cuci tangan setelahnya.

Mencuci buah dan sayuran dengan air matang sebelum memakannya.

Membersihkan permukaan meja makan dan dapur, serta alat makan sebelum dan sesudah dipakai.

Memisahkan bahan makanan mentah dan matang untuk mencegah pencemaran bakteri.

Memastikan makanan dimasak dan dipanaskan dengan temperatur ≥72°C selama 2 menit.

 

 

 

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini