[ad_1]
Jakarta, Eksekutif —
Setelah melahirkan, seorang ibu memerlukan perawatan terpadu. Perawatan diperlukan untuk mencegah risiko kematian pasca-melahirkan.
Ahli obstetri dan ginekologi, Ivan Maurits Sondakh mengatakan perawatan terpadu tak melulu perkara kesehatan reproduksi, tapi juga berkaitan dengan gizi dan mental sang ibu.
Perawatan terpadu pasca-melahirkan ini menjadi penting. Betapa tidak, Ivan mengatakan bahwa tingkat kematian maternal sangat lah tinggi. Lebih dari 60 persen kematian maternal, lanjutnya, terjadi setelah melahirkan.
“Ada riset menyebut 4,8 persen ibu meninggal dalam 42 hari pascamelahirkan. Riset lain 8,3 persen dalam 10 hari. Ada riset lain lagi bilang 7,6 persen dalam 42 hari,” kata Ivan dalam webinar bersama Klinik Health360 Indonesia, Selasa (9/3).
Ivan menjelaskan, pada trimester 4 atau tiga bulan pascamelahirkan, kondisi ibu akan berangsur kembali seperti sedia kala. Pada masa ini akan terjadi banyak perubahan, baik hormonal maupun fungsi organ.
Perubahan-perubahan itu di antaranya involusi uterus atau kembalinya rahim ke bentuk semula, munculnya darah nifas, perubahan pada vagina, munculnya stretch mark, rambut rontok, dan masalah pada ASI.
Perubahan di atas terbilang normal. Namun, ibu perlu berhati-hati jika mengalami tanda-tanda bahaya berikut.
1. Pendarahan hebat
Saat melahirkan, umumnya seorang ibu akan mengalami perubahan warna darah yang mulai pudar.
Namun, jika terjadi pendarahan hebat bercampur gumpalan, ibu harus segera memeriksakan diri ke dokter.
2. Demam
Demam menjadi salah satu tanda infeksi. Pada ibu, infeksi bisa saja terjadi pada luka bekas jahitan, dinding dalam rahim, atau infeksi saluran kencing.
3. Nyeri
Pascaoperasi caesar atau persalinan normal, biasanya ibu akan merasakan nyeri. Namun, rasa nyeri ini biasanya bisa ditangani dengan obat pereda nyeri.
Ibu perlu berhati-hati jika timbul nyeri baru atau saat rasa nyeri bertambah hebat dari waktu ke waktu.
4. Sesak napas atau nyeri dada
Hal ini bisa terjadi akibat perubahan cairan pada tubuh sehingga jantung harus lebih bekerja keras memompa darah.
5. Kesulitan buang air besar dan buang air kecil
Seorang ibu bisa saja mengalami susah buang air besar setelah melahirkan, baik melalui persalinan normal atau operasi caesar.
Mengutip berbagai sumber, sembelit pasca-persalinan bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari melemahnya otot panggul hingga tindakan medis tertentu saat persalinan.
6. Kaki bengkak dan nyeri
Beberapa ibu juga mengalami pembengkakan pada kaki setelah melahirkan. Kaki bengkak disebabkan oleh adanya beberapa perubahan dalam tubuh karena proses kehamilan dan persalinan.
7. Gangguan mood hingga depresi
Masalah mental menjadi salah satu kondisi umum yang banyak dialami ibu setelah melahirkan. Mengutip berbagai sumber, diperkirakan sekitar 10-15 persen ibu mengalami kondisi depresi post-partum.
“Kematian maternal sangat tinggi. Tanda yang mengarah ke kedaruratan ini musti ditangani dengan cepat,” imbuhnya.
(the / asr)
[Gambas:Video CNN]
.
[ad_2]