[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Sejumlah negara diketahui menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena temuan beberapa kasus pembekuan darah. Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, hingga saat ini belum ada perubahan atas penggunaan darurat vaksin AstraZeneca dari BPOM. Seperti diketahui otoritas obat dan makanan itu telah mengeluarkan izin Emergency Use Authorization (UEA) pada AstraZeneca dan mengumumkannya awal minggu ini.
Karena belum ada perubahan itu, Siti Nadia melanjutkan AstraZeneca tetap akan digunakan dalam program vaksinasi untuk sasaran vaksin lansia dan masyarakat pemberi pelayanan publik.
“Nanti kalau memang ada perubahan dari peruntukan atau yang kita sebut sebagai indikasi vaksin ini tentu saja ini yang akan kita rubah pelaksanaannya,” kata Siti Nadia dalam diskusi online, Jumat (12/3/2021).
Dia mengatakan Badan POM untuk memberikan ijin penggunaan pada vaksin mengkaji dari sejumlah aspek keamanan, termasuk juga yang dilakukan pada AstraZeneca. Selain itu untuk mengeluarkan ijin, sudah mendapatkan masukkan dari berbagai pihak ITAGI hingga para ahli dari dokter spesialis.
“Kita melihat kita ingin menyampaikan bahwa kalau sudah ada ijin penggunaan darurat ini artinya aspek keamanan vaksin ini sudah dikaji dan sudah mendapatkan masukkan, baik itu dari ITAGI, juga para ahli dan dokter spesialis yang memang merupakan bekerja di bidang tersebut,” kata dia.
Sebagai informasi Denmark, Norwegia dan Islandia memutuskan menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena temuan pembekuan darah pada penerima vaksin. Denmark menunda selama dua minggu setelah adanya laporan wanita berusia 60 tahun mengalami kejadian tersebut.
Menteri Kesehatan Denmark, Magnus Heunicke dalam unggahan tweetnya menyebutkan belum bisa menyimpulkan apapun. Namun diperlukan penyelidikan menyeluruh terkait kejadian pembekuan darah itu.
“Saat ini tidak mungkin untuk menyimpulkan apakah ada kaitannya. Kami bertindak lebih awal, itu perlu diselidiki secara menyeluruh,” ungkapnya.
Sementara itu Islandia melakukan keputusan yang sama karena untuk menunggu hasil penyelidikan dari regulator obat Eropa (EMA).
Thailand juga menunda peluncuran vaksin AstraZeneca karena adanya laporan tersebut. Padahal rencananya perdana menteri dan sejumlah anggota kabinet akan divaksin pada Jumat hari ini.
“Meski kualitas AstraZeneca bagus, beberapa negara meminta penundaan. Kami akan menunda (peluncuran vaksin juga),” kata penasihat komite vaksin Covid-19 Thailand, Piyasakol Sakolsatayadorn.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy)
[ad_2]