Apa yang Terjadi saat Suntik Vaksinasi Covid-19 Hanya Sekali?

  • Bagikan
Apa yang terjadi saat pemberian vaksinasi Covid-19 hanya dengan satu kali suntikan?

[ad_1]

Jakarta, Eksekutif —

Pemberian vaksinasi Covid-19 terdiri dari dua suntikan dengan jeda waktu yang ditentukan sekitar dua minggu.

Namun, apa yang terjadi saat pemberian vaksinasi Covid-19 hanya dengan satu kali suntikan?

Ketua POKJA Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Erlina Burhan mengatakan bahwa jika hanya dengan satu kali suntikan vaksinasi Covid-19, jumlah antibodi dalam tubuh tidak terbentuk secara optimal.


“Kalau tidak disuntik lagi (vaksinasi kedua), antibodi yang terbentuk tidak optimal untuk membentuk kekebalan,” kata Erlina, dikutip dari Antara.

Pada suntikan pertama, antibodi akan terbentuk tapi prosesnya tidak instan. Antibodi mulai terbentuk pada hari ke-12 dalam jumlah sedikit. Jumlahnya baru akan meningkat setelah suntikan kedua dan diharapkan sudah mencapai level optimal pada hari ke-28.

Sebelumnya, hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI, Wien Kusharyoto.

Wien mengatakan vaksinasi Covid-19 perlu disuntikan dua kali karena suntikan pertama dilakukan untuk memicu respons kekebalan awal. Dilanjutkan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk.

“Suntikan pertama untuk memicu respons kekebalan awal terhadap vaksin yang diberikan. Suntikan kedua dapat meningkatkan kekuatan respons imun yang sebelumnya sudah terbentuk,” ujar Wien saat dihubungi CNNIndonesia.com, September lalu.

Setelah mendapatkan vaksinasi, tetap ada risiko terjangkit Covid-19 tapi risikonya jauh lebih rendah. Jika memang terjangkit, gejalanya disampaikan juga akan lebih ringan dibandingkan orang yang belum mendapat vaksinasi.

Oleh karenanya, mematuhi protokol kesehatan tetap diperlukan meski sudah vaksinasi Covid-19.

“Protokol kesehatan 5M dan menjaga imunitas masih sangat diperlukan untuk pencegahan,” tambahnya.

Selain itu, vaksinasi Covid-19 juga memungkinkan timbulnya reaksi. Hanya saja, hasilnya akan berbeda-beda tergantung individu.

Erlina mengatakan bahwa demam ringan dan nyeri otot atau ruam-ruam pada bekas suntikan adalah hal yang wajar.

(umpan)

[Gambas:Video CNN]


.

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini