[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup sumringah pada perdagangan hari ini. IHSG menutup hari terapresiasi 2,07% ke level 6.050,27 seiring dengan kenaikan inflasi di AS nyatanya tidak setinggi yang ditakutkan pelaku pasar.
Hal tersebut membuat yield obligasi (Treasury) AS turun 5,62 basis poin ke 1,6198%, untuk tenor 10 tahun. Penurunan yield Treasury tersebut juga memberikan sentimen positif ke pasar saham.
Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 10,2 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 305 miliar di pasar reguler. Tercatat 322 saham menguat, 187 terkoreksi, sisanya 137 stagnan.
Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 309 miliar dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 69 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dilego Rp 119 miliar dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang dijual Rp 25 miliar.
Pasar nasional terimbas sentimen positif dari bursa Amerika Serikat (AS) atau Wall Street yang menyambut kenaikan inflasi AS. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret dilaporkan tumbuh 2,6% secara tahunan (year-on-year/YoY), dibandingkan dengan posisi Februari yang sebesar 1,7%. Pertumbuhanitu lebih tinggi dari hasil survei Reuters sebesar 2,5% YoY.
Sementara itu, inflasi inti yang mencerminkan naik-turunnya daya beli masyarakat karena mengecualikan komoditas dengan harga bergejolak (makanan dan energi), tumbuh 1,6% YoY, dari bulan sebelumnya 1,3% YoY. Ini juga lebih tinggi dari prediksi 1,5% YoY.
Pemerintah dan bank sentral AS menyatakan bahwa inflasi AS akan meningkat beberapa bulan ke depan. Kenaikan itu dinilai wajar dan bersifat sesaat karena basis Maret 2020 memang rendah akibat pembatasan masyarakat (lockdown). Di luar itu, masyarakat juga mulai membelanjakan dana tunai yang diperoleh dari program stimulus pemerintah.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menyatakan kesediaannya untuk membiarkan inflasi meninggi dalam beberapa waktu tanpa melakukan perubahan kebijakan akomodatif mereka, termasuk dalam hal pembelian aset di pasar dan suku bunga acuan mendekati 0%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(trp/trp)
[ad_2]