[ad_1]
Suara-Pembaruan.com – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sultra Mohammad Fredly Nasution mengatakan total kredit perbankan di Sulawesi Tenggara (Sultra)pada Januari 2021 sebesar Rp27,39 triliun yang terdiri dari kredit bank umum Rp27,16 triliun dan kredit BPR Rp238 miliar. OJK Sultra mencatat kredit perbankan di provinsi tersebut pada Januari 2021 tumbuh 6,62 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
Hal ini dipaparkan oleh Fredly di Kendari, Selasa, 23 Maret 2021.
“Meningkat sebesar 6,62 persen bila dibandingkan kredit yang disalurkan posisi Januari 2020 sebesar Rp25,47 triliun ,” kata Fredly.
Fredly mengatakan, total aset perbankan di Sulawesi Tenggara sebesar Rp40,54 triliun yang terdiri dari aset bank umum Rp40,22 triliun dan aset BPR Rp326 miliar, di mana meningkat 13,14 persen bila dibandingkan total aset posisi Januari 2020 sebesar Rp35,55 triliun.
“Dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh. Malah dana ini pertumbuhannya cukup luar biasa dari Rp21,4 triliun menjadi Rp25,73 triliun. Jadi Rp4,3 triliun pertumbuhannya untuk dana pihak ketiga,” ujar Fredly.
Selain itu, Fredly juga menyampaikan, intermediasi perbankan cukup baik dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 105,55 persen, sedangkan Non Performing Loan (NPL) masih terjaga di angka 2,04 persen.
Dikatakannya, penyaluran kredit konsumtif di Sulawesi Tenggara sebesar Rp16,73 triliun atau 61,61 persen, sedangkan penyaluran kredit produktif sebesar Rp10,42 triliun atau 38,39 persen.
“Bila dilihat berdasarkan kategori usaha, didominasi oleh kredit non-UMKM sebesar Rp18,45 triliun atau 67,96 persen. Kemudian diikuti oleh kredit kecil, mikro dan menengah masing-masing 16,28 persen, 8,74 persen, dan 7,02 persen,” katanya.
Menurut dia, kondisi kinerja perbankan di Sulawesi Tenggara tumbuh positif karena adanya vaksinasi yang saat ini digalakkan oleh pemerintah untuk memutus rantai COVID-19, sehingga aktivitas masyarakat mulai produktif yang berimplikasi kepada pertumbuhan ekonomi.
OJK Sultra juga mencatat jumlah investor pasar modal di provinsi itu sepanjang tahun 2020 mencapai 17.524 investor, naik 102 persen dibanding tahun 2019 sebanyak 8.863 investor.
“Meskipun pandemi jumlah investor di Sultra di masa pandemi COVID-1 meningkat. Saat ini investor pasar modal di Sultra terdiri atas 6.656 investor saham, 10.177 investor reksadana, dan 691 investor surat berharga negara (SBN),” katanya. (red/pen)
[ad_2]