[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Penembakan yang terjadi di Atlanta, Amerika Serikat (AS) pekan lalu telah membukakan mata dunia. Ini mengenai tingginya tingkat kebencian dan rasisme yang dialami oleh komunitas Asia di negara itu.
Menurut Stop AAPI Hate, organisasi yang melacak insiden kebencian dan diskriminasi terhadap orang Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik, setidaknya tercatat ada 500 insiden diskriminasi dalam dua bulan pertama tahun ini. Jika dilihat setahun terakhir, dari Maret 2020 hingga Februari 2021, angkanya mencapai 3.795 laporan.
Mayoritas laporan mencatat 68% merupakan pelecehan verbal. Sementara 11% melibatkan serangan fisik.
Meningkatnya kasus rasisme itu tidak terlepas dari penyebaran Covid-19, yang dianggap sebagian kalangan dilahirkan, dimunculkan, dan disebarkan oleh komunitas Asia. Bahkan, Presiden ke-45 AS Donald Trump pernah menyebut virus ini sebagai “Virus China” dan “Kung Flu”.
Nyatanya kasus-kasus rasisme yang diikuti aksi-aksi penyerangan tak hanya terjadi di AS, namun juga terjadi di beberapa negara lainnya di dunia. Hal ini bahkan sudah terjadi sejak awal pandemi.
Berikut beberapa di antaranya:
Halaman 2>>
[ad_2]
