[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Bursa Eropa bergerak ke jalur merah pada sesi awal perdagangan Jumat (12/3/2021), menyusul kenaikan kembali imbal hasil (yield) obligasi acuan pemerintah Amerika Serikat (AS).
Indeks Stoxx 600 tertekan 0,4% di pembukaan, dengan indeks saham sektor teknologi anjlok 1,3% memimpin koreksi sementara indeks saham sektoral lainnya kompak melemah. Selang 20 menit kemudian, indeks berisi 600 saham utama di Eropa itu surut 1,3 poin (-0,3%) ke 422,91.
Sementara itu, Indeks DAX Jerman drop 66,9 poin (-0,46%) ke 14.502,47 dan CAC Prancis turun 5,2 poin (-0,09%) ke 6.028,55. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris naik 2,3 poin (+0,03%) ke 6.739,22.
Bursa Eropa cenderung bergerak berlawanan arah dari bursa saham Asia Pasifik yang secara umum menguat mengekor Wall Street yang menghijau kemarin, dengan indeks S&P 500 menyentuh titik rekor tertinggi.
Momentum reli di Wall Street terbentuk setelah Presiden AS Joe Biden meneken Undang-Undang stimulus senilai US$ 1,9 triliun, yang akan membagikan US$ 1.400 ke mayoritas warga AS. Kontrak berjangka (futures) bursa AS bergerak mixed pada sore hari ini setelah yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun kembali naik, dan menyentuh angka 1,6%.
Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) berjanji mendongkrak pembelian obligasi secara “signifikan” pada kuartal II-2021 di tengah kenaikan yield obligasi pemerintah di zona Euro.
Investor khawatir kenaikan tersebut bisa mengganggu pemulihan ekonomi dengan naiknya beban yang dipikul emiten obligasi untuk membayar kupon. Hari ini, Benua Biru akan memantau rilis pertumbuhan ekonomi Inggris per Januari, data produksi industri zona euro per Januari, serta data inflasi Jerman dan Spanyo per Februari.
Dari sisi vaksin, Uni Eropa menyetujui vaksin Covid-19 besutan Johnson & Johnson yang hanya disuntikkan sekali. Sementara itu, Kanada menegaskan bahwa vaksin besutan AstraZeneca aman meski Denmark, Norwegia, dan Islandia menghentikan penggunaannya.
IM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(ags/ags)
[ad_2]