[ad_1]
Jakarta, Eksekutif —
Vaksin HPV, yang diberikan untuk mencegah kanker serviks, bisa diberikan sejak dini. Berikut beberapa fakta dan catatan pemberian vaksin HPV.
Kanker ini disebabkan oleh infeksi Virus Papiloma Manusia (HPV). Sekitar 70 persen kanker serviks disebabkan oleh HPV. Karena itu, penting untuk mendapatkan vaksin HPV demi mencegah kanker serviks.
Vaksin berperan membuat sel kekebalan tubuh mengenali HPV. Pasalnya, vaksin merupakan ‘virus seperti partikel‘ yang dimasukkan ke dalam tubuh, sehingga tubuh dapat memproduksi antibodi untuk mengeliminasi HPV.
Ada beberapa jenis vaksin HPV yang beredar. Di antaranya vaksin bivalen yang dapat mencegah HPV yang dapat mencegah kanker serviks dan lesi prakanker.
Selain itu, ada pula vaksin kuadrivalen. Selain menurunkan risiko kanker serviks dan lesi prakanker, vaksin ini juga dapat mencegah penyakit kutil kelamin.
Sejumlah penelitian pada vaksin bivalen dan kuadrivalen menunjukkan hampir 100 persen efektif mencegah lesi prakanker.
Tak perlu menunggu usia dewasa, vaksin dapat diberikan secara dini sejak usia 9 tahun. Berikut beberapa catatan pemberian vaksin.
1. Vaksin HPV direkomendasikan untuk remaja putri berusia 9-12 tahun.
2. Vaksin mengejar ketinggalan direkomendasikan pada usia 13-26 tahun.
4. HOGI menganjurkan pemberian vaksin sampai usia 55 tahun.
5. Efektivitas vaksin HPV pada perempuan yang telah melakukan hubungan seksual mungkin akan lebih rendah. Oleh karena itu, perempuan yang telah melakukan hubungan seksual dianjurkan untuk melakukan papsmear terlebih dahulu.
Namun, perlu dicatat, vaksin tak dianjurkan bagi mereka yang memiliki hipersensitivitas terhadap komponen vaksin. Vaksinasi juga tak dianjurkan pada ibu hamil dan sebaiknya dilakukan setelah melahirkan.
Vaksin HPV sendiri diberikan sebanyak tiga dosis selama enam bulan. Dosis kedua diberikan setelah satu bulan pemberian dosis pertama. Dosis ketiga diberikan enam bulan setelah dosis pertama.
Sama seperti vaksin lainnya, vaksin HPV juga bisa menimbulkan beberapa efek samping di antaranya:
1. Nyeri, kemerahan, atau bengkak pada lokasi suntik.
2. Sakit kepala dan pusing.
3. Mual, muntah, diare, dan sakit perut.
4. Gatal, ruam kulit, dan urtikaria.
5. Nyeri otot dan sendi.
(asr / asr)
.
[ad_2]