[ad_1]
Jakarta, Eksekutif —
Franck Sorbier tampaknya sedikit kesulitan mengarahkan koleksi terbarunya di Haute Couture Week, Paris. Hal ini diakuinya sendiri dalam pernyatannya yang diterima CNNIndonesia.com. Dalam presentasi onlinenya, Sorbier lebih banyak menggambarkan drama kisah seorang pelayan, tukang kapal, dan relik yang filosofis daripada gambaran koleksinya.
Tema ini masih sejalan dengan kondisi masyarakat dan referensi Sobier soal topik si kaya dan si miskin yang makin panas.
“Jauh dari saya gagasan tentang moralitas atau percobaan niat. Saya harus mengakui bahwa saya memiliki banyak kesulitan memilih arah koleksi ini,” katanya.
“Sejujurnya, saya tidak ingin memilih dan setiap karakter akhirnya menemukan tempatnya.”
Seorang pelayan perempuan, seorang gadis dari hutan, rawa, dan kolam menggambarkan ide kemiskinan yang terinspirasi dari seniman Jackie Nickerson yang memotret pekerja pertanian di Zimbabwe pada tahun 1996, dan yang menekankan keunikan dan pakaian indah yang dibuat oleh para pekerja itu sendiri. Ini digambarkan dengan gaun putih pucat dengan selendang segitiga serta detail rajut dan diberi setuhan keong-keong kecil yang dijahit di setiap sisinya.
Warna putih, ecru, ivory, beige, dan greige melengkapi berbagai model busana dengan siluet sesuai pengaruh tradisional Eropa yang tergambar dalam cerita rakyat. Gaun “Rumania” adalah dasar dari sejarah pakaian Handmaid.
Di sini Sorbier menambahkan berbagai siluet seperti cape, crop jacket, vest dan lainnya dari bahan sutra, viscose, organza, jacquard, wol tebal, rajut, dan beludru gaya Mariano Fortuny y Madrazo.
![]() Franck Sorbier Haute Couture Musim Dingin 2021-2022 / Musim Dingin 2021-2022 |
Pertemuan sang pelayan dengan tukang perahu memberi cerita yang sedikit manis. Tukang perahu menggambarkan pengetahuan, perantara pertemuan dua budaya dan era. Dia juga menjadi cermin dua sisi.
Alih-alih sang pelayan dan tukang perahu, relik kerangka justru terlihat lebih bernyawa dibanding wujudnya. Kerangka relik ini digambarkan memiliki daya magis yang bisa membantu si pelayan untuk menikmati momen menjadi si kaya bergaun indah.
Kerangka ini bertahtakan berlian, batu-batu mulia yang berwarna. Beberapa sentuhan perhiasan emas juga menjadi sentuhan sendiri dengan Napoleon III bridal globes.
Kerangka ini juga menggunakan busana-busana yang lebih kaya detail bordir di antaranya dengan renda mekanis tembaga dari Société Choletaise.
Dia mengenakan jubah jaquard panjang dan sayap, mantel lengan pendek panjang dengan lipatan jacquard emas dan hitam, jubah lipit dalam dalam damask dengan pola bunga dan daun bordir.
Beberapa mantel juga digambarkan memiliki sentuhan gaya Ortodoks Yunani. Jubah dengan kerah stand-up dalam guipures emas dan hitam oleh Monsieur Beauvillain yang semua pekerjaannya dilakukan secara manual dengan tangan.
![]() Franck Sorbier Haute Couture Musim Dingin 2021-2022 / Musim Dingin 2021-2022 |
(chs/chs)
[Gambas:Video CNN]
.
[ad_2]