[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Regulator obat UE sedang meninjau laporan pembekuan darah langka pada empat orang yang menerima vaksin Covid-19 Johnson & Johnson (J&J). Peninjauan ini diperluas setelah penyelidikan terhadap AstraZeneca.
Dari empat kasus serius pembekuan dan trombosit rendah, tiga terjadi di AS selama peluncuran vaksin J&J dari unit farmasi Janssen. Badan Obat-obatan Eropa (EMA) mengatakan Jumat (9/4/2021), satu orang telah meninggal dan satu kasus telah dilaporkan dalam uji klinis. Berita ini menjadi kasus pertama yang mengawali penyelidikan EMA terhadap vaksin J&J.
EMA telah mengkonfirmasi kemungkinan adanya hubungan antara vaksin virus corona AstraZeneca dan pembekuan darah yang sangat langka di otak dan perut.
Dilansir dari The Guardian, J&J, yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan telah mengetahui laporan pembekuan darah terkait vaksin Covid-19, dan bekerja sama dengan regulator untuk memberikan informasi yang relevan.
“Saat ini, tidak ada hubungan sebab-akibat yang jelas antara kejadian langka ini dan vaksin Janssen Covid-19,” kata Johnson & Johnson dikutip dari The Guardian, Sabtu (10/04/2021).
EMA juga mengatakan belum jelas apakah ada hubungan antara dua vaksin dan kondisi yang dilaporkan, dan bahwa komite keamanannya akan memutuskan apakah tindakan regulasi seperti perubahan label diperlukan. Namun regulator mengatakan vaksin masih lebih banyak manfaatnya dibandingkan risikonya.
Vaksin dosis tunggal J&J telah disetujui untuk penggunaan UE tetapi peluncurannya belum dimulai. Vaksin ini terutama digunakan di Amerika Serikat. Suntikan J&J dan AstraZeneca adalah dua dari empat vaksinasi Covid yang disetujui di Eropa.
[ad_2]