Emas Catat Penguatan 2 Pekan Beruntun, tapi Bikin Kecewa!

  • Bagikan
Emas Catat Penguatan 2 Pekan Beruntun, tapi Bikin Kecewa!

[ad_1]

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas dunia membukukan penguatan di pekan ini, semakin menjauhi level terendah dalam 9 bulan US$ 1.676,1/troy ons yang disentuh pada 8 Maret lalu.

Melansir data Refinitiv, sepanjang pekan ini emas dunia menguat 1,06% ke US$ 1.744,74/troy ons di pasar spot. Dengan demikian, emas kini sudah membukukan penguatan 2 pekan beruntun.

Meski demikian, kenaikan harga emas tersebut terbilang mengecewakan, sebab terjadi saat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menegaskan tidak akan merubah kebijakan moneter dalam waktu dekat, dan stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun sudah digelontorkan sejak pekan lalu.


Stimulus moneter dan fiskal bahan bakar utama emas untuk menguat yang mengantarkannya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus tahun lalu.

Dan stimulus yang sama masih dipertahankan The Fed untuk jangka waktu yang cukup lama. Dalam pengumuman kebijakan moneter Kamis (18/3/2021) dini hari waktu Indonesia, The Fed sekali lagi menegaskan belum akan mengubah kebijakannya dalam waktu dekat, artinya program pembelian aset (quantitative easing/QE) senilai US$ 120 miliar masih dipertahankan, dan suku bunga tidak akan dinaikkan hingga tahun 2023.

Dalam konferensi pers, ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui perekonomian Amerika Serikat sudah membaik, bahkan proyeksi produk domestik bruto (PDB) dinaikkan cukup signifikan.

Di tahun ini, PDB Paman Saham diperkirakan tumbuh 6,5%, jauh lebih tinggi ketimbang proyeksi yang diberikan bulan Desember lalu 4,2%. Sementara di tahun 2022, diprediksi tumbuh 3,3% naik dari sebelumnya 3,2%. Meski perekonomian AS membaik, tetapi menurut The Fed masih belum cukup untuk merubah kebijakan moneternya. Inflasi yang tinggi lebih dari 2% di tahun ini menurut Powell terjadi akibat low base affect, dimana tahun lalu inflasi merosot akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang membuat perekonomian AS mengalami resesi.

Oleh karena itu, kenaikan inflasi tersebut belum akan cukup untuk membuat The Fed menaikkan suku bunga. The Fed menetapkan target rata-rata inflasi 2%, artinya inflasi akan dibiarkan lebih dari 2% dalam waktu yang lebih lama, sebelum mulai menaikkan suku bunga.

“Saya menegaskan, kenaikan inflasi di atas 2% di tahun ini hanya sementara, dan tidak akan cukup memenuhi target kami,” kata Powell.

Secara umum, hasil rapat kebijakan moneter The Fed kali ini menegaskan kebijakan moneter masih tetap longgar meski perekonomian AS sudah membaik.

Sayangnya, dengan stimulus moneter yang masih akan ada dalam waktu yang cukup lama, serta stimulus fiskal yang baru dirilis, emas hanya mampu menguat 1% saja.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Ini yang Bikin Harga Emas Melempem

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini