[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Perusahaan BUMN tambang batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyiapkan anggaran untuk diversifikasi bisnis dan hilirisasi batu bara sebesar Rp 3,8 triliun pada tahun ini.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan hilirisasi batu bara melalui proyek gasifikasi masuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Dia optimistis proyek ini akan memberikan banyak dampak positif seperti cadangan devisa, dan manfaat langsung lainnya.
“Investasi di 2021 kita targetkan sebesar Rp 3,8 triliun untuk hilirisasi,” ungkapnya dalam konferensi pers kinerja PTBA per 31 Desember 2020, Jumat, (12/03/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan perjanjian kerja sama atau cooperation agreement antara PTBA, Pertamina, dan Air Products Chemical Inc juga sudah ditandatangani, pada 11 Februari 2021 lalu sehingga diyakini gasifikasi segera jalan.
“Batu bara ini bisa jadi produk Dimethyl Ether (DME) sebagai pengganti atau substitusi LPG, saya punya keyakinan proyek ini Commercial Operation Date (COD) di 2024,” paparnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menargetkan penyerapan batu bara untuk kegiatan hilirisasi seperti gasifikasi batu bara menjadi DME mencapai 13 juta ton pada 2024.
“Target hilirisasi batu bara pada tahun 2024 sebesar kurang lebih 13 juta ton kapasitas input dengan nilai ekspor Dimethyl Ether sebesar hampir 600 juta dolar per tahun yang meliputi gasifikasi batu bara, coke making, coal upgrading dan briket batu bara,” tuturnya, Selasa (15/12/2020).
Dia mengatakan, pemerintah terus mendorong industri batu bara untuk bertransformasi dari hanya menjual komoditas mentah (raw coal) yang biasa digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi bernilai tambah bagi industri.
“Akselerasi program hilirisasi batu bara di Indonesia, potensi batu bara yang dominan adalah yang kalori rendah. Jenis batu bara ini akan bernilai ekonomis apabila dilakukan peningkatan nilai tambah,” ujarnya.
Kembali ke PTBA, manajemen menargetkan kenaikan volume produksi baru bara dari 24,8 juta ton di 2020 menjadi 29,5 juta ton di 2021. Perseroan juga menargetkan kenaikan penjualan dari 26,1 juta ton di 2020 menjadi 30,7 ton di 2021.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
[ad_2]