[ad_1]
Jakarta, Suara-Pembaruan.com– Ketua Indonesian Mining Association (IMA) Ido Hutabarat meminta agar hilirisasi batu bara dipercepat agar ada nilai tambah dalam industri ini.
“Jadi sudah saatnya kita tidak jual tanah air saja,” ujar Ido Hutabarat dalam Suara-Pembaruan.com Mining Forum dengan Tema “Prospek Industri Minerba 2021”, Rabu (24/3/2021).
Menurutnya, sebagian besar produk yang diimpor oleh Indonesia sebenarnya bisa disubstitusi dengan produk hasil hilirisasi batu bara. Misalnya gasifikasi batu bara dapat menghasilkan gas dan mengurangi impor LPG yang terjadi selama ini.
“Gasifikasi dme dan kokas sehingga terjadi nilai tambah yang hasilkan penghasilan tambahan dan kurangi impor gas dan metanol. Mineral juga kita sudah mulai memanfaatkan mineral ini untuk produksi sendiri dalam negeri,” ujar Ido yang juga merupakan Direktur PT Bumi Resources Tbk, produsen batu bara terbesar di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin kembali mengungkapkan alasan hilirisasi baru bara harus segera dilakukan. Menurutnya, kebijakan di dunia akan mulai mengurangi penggunaan batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
“Saya melihat sekarang ini hilirisasi batu bara adalah satu-satunya pilihan untuk memanfaatkan maksimal sumber daya alam yang dimiliki. IBatu bara termasuk sunset dan jangka panjang akan ditinggalkan sebagai bahan bakar energi primer,” ujar Arviyan.
Apalagi Indonesia telah menandatangani Paris Agreement pada 2015 lalu, yang memiliki misi menurunkan emisi gas rumah kaca, termasuk dengan pengurangan batu bara. Selain itu, China juga mengeluarkan kebijakan dengan tidak menggunakan PLTU pada 2050.
“Hal ini akan berdampak pada sumber daya yang kita miliki pilihannya adalah melakukan hilirisasi supaya bisa memanfaatkan batu bara dalam jangka panjang,” ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
(drum / drum)
[ad_2]