[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Vaksinasi gotong royong merupakan salah satu cara untuk mempercepat program vaksinasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh badan hukum atau badan usaha.
“Vaksinasi ini adalah merupakan pelaksanaan vaksinasi dilakukan oleh badan hukum atau badan usaha di mana akan memberikan vaksinasi covid-19 kepada karyawan/ti atau buruh atau keluarganya dimana vaksinasi akan menjadi tunggangan badan usaha atau badan hukum,” kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi dalam Keterangan Pers: Penjelasan Kementerian Kesehatan Terkait Perkembangan Vaksinasi COVID-19 di Jakarta, Selasa (16/3/2021).
“Tak ada biaya vaksinasi dibebankan kepada karyawan atau karyawati. Clear seluruh penerima vaksin gotong royong gratis tanpa biaya,” imbuhnya.
Pelaksanaan vaksinasi gotong royong ini akan dimulai saat tersedianya vaksin. Untuk pengadaannya akan menjadi ranah Kementerian BUMN dan Bio Farma. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia saat ini sedang melakukan pendataan badan usaha/hukum yang berminat melakukan vaksinasi.
“Perusahan atau badan hukum/badan usaha yang ingin vaksinasi silahkan hubungi Kadin. Dapat mendaftar melalui kadin atau langsung ke Bio farma,” tegasnya.
Bagi badan usaha atau badan hukum harus melapor ke Kementerian Kesehatan untuk vaksinasi ini. Adapun data yang diminta untuk mendaftarkan karyawan/ti adalah Nama, NIK dan juga alamat. “Data ini by name by address,” singkatnya.
Pendistribusian vaksin ini akan dilaksanakan Bio Farma ke fasyankes milik swasta yang disepakati perusahaan untuk jadi fasilitas pelayanan vaksinasi gotong royong. Tentunya dalam pelaksanaan harus melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan setempat.
“Pemerintah akan menetapkan besaran tarif maksimal dan juga biaya pelayanan vaksinasi gotong royong. Sehingga fasyankes nanti tidak boleh melebihi tarif maksimal,” ujarnya.
Terakhir disampaikan vaksinasi gotong royong tak akan mengganggu vaksinasi pemerintah. Dalam hal ini, jenis vaksin covid-19 yang digunakan harus berbeda pada program pemerintah.
“(Program pemerintah) Sinovac, AstraZeneca, Novavax, Biofarma dan Pfizer. Supaya tak ada kebocoran, harus berbeda dari program pemerintah,” pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy)
[ad_2]