[ad_1]
Katanya perempuan bisa multitasking lebih baik daripada laki-laki. Ketika membicarakan multitasking, kita mungkin terbayang skenario satu ini:
Seorang ibu yang bersiap kerja di pagi hari sambil mengurus kebutuhan suami dan anaknya sebelum berangkat.
Di tangan kirinya, dia memegang smartphone untuk membalas email bos, sedangkan tangan kanannya menyuapi sarapan si anak.
Nah dari sini muncul anggapan bahwa perempuan lebih bisa multitasking ketimbang pria. Benarkah? Berikut Eksekutif rangkum faktanya.
Studi tentang Kemampuan Multitasking
Beberapa studi ilmiah ada yang mendukung anggapan tersebut.
Melansir BBC, dua studi terpisah (satu asal Tiongkok dan satu dari Swedia) sama-sama menyimpulkan kinerja kelompok perempuan lebih unggul ketimbang laki-laki dalam mengerjakan tugas spasial dan yang melibatkan komputer secara bersamaan.
Dua penelitian itu menunjukkan perempuan bisa lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya dengan multitasking ketimbang laki-laki; meski keduanya sama-sama banyak salah.
Sementara merangkum LiveScience, satu penelitian dari Inggris menemukan sebetulnya perempuan dan laki-laki menunjukkan kinerja yang sama saja.
Namun, perempuan terlihat lebih baik dalam hal menyusun strategi untuk menyelesaikan banyak pekerjaan dalam satu waktu.
Penelitian tersebut melaporkan perempuan memiliki konsentrasi dan kontrol kognitif yang lebih tinggi daripada pria.
Terutama dalam hal perencanaan, pemantauan, dan “mematikan” perilaku yang dapat menghambat pekerjaan.
Sebaliknya, fokus pria langsung terpecah begitu mereka terjebak dalam situasi yang mengharuskan banyak pekerjaan berbeda datang dalam waktu bersamaan.
Cara Kerja Otak Perempuan dan Laki-laki yang Berbeda
Selanjutnya, penelitian mengungkapkan, otak perempuan dan laki-laki bisa bereaksi dengan sangat berbeda ketika dihadapkan dengan “keharusan” multitasking.
Otak pria membutuhkan lebih banyak energi untuk bisa tetap fokus menyelesaikan pekerjaan yang datang langsung keroyokan dibandingkan dengan otak wanita.
Teori lainnya menunjukkan kemampuan wanita yang tampak bisa multitasking lebih baik mungkin dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dalam tubuhnya.
Kimura mengungkapkan kemampuan spasial yang diatur oleh otak kanan cenderung meningkat saat hormon estrogen turun, yaitu sebelum wanita berovulasi.
Kemampuan Multitasking Perempuan vs Laki-laki
Hasil dari penelitian modern justru menemukan bahwa perempuan sebetulnya tidak pasti bisa multitasking lebih baik daripada pria.
Laki-laki dan perempuan terbukti bisa menunjukkan kinerja yang sama baik atau malah sama buruknya, ketika diminta multitasking menyelesaikan banyak tugas.
Kesimpulan itu didapat dari sebuah penelitian teranyar asal Jerman yang dilakukan tahun 2019 silam, melansir Science Alert.
Peneliti Jerman menguji kecepatan dan ketepatan 48 perempuan dan 48 laki-laki saat melakukan dua jenis multitasking: bolak-balik dari satu tugas ke tugas lain secara bergantian, dan melakukan dua tugas secara bersamaan.
Studi tersebut menemukan tidak ada perbedaan yang begitu berarti di antara perempuan dan laki-laki yang dites.
Kedua belah pihak sama-sama bekerja lebih lambat ketika harus beralih tugas, dan dua kali lebih sering melakukan kesalahan saat melakukan dua tugas secara bersamaan.
Perbedaannya hanya terletak di cara otak mereka bekerja.
Perempuan tampak cenderung memproses informasi lebih cepat ketimbang laki-laki.
Sebaliknya, kinerja pria tampak lebih baik ketika melakukan pekerjaan yang melibatkan hubungan spasial.
Wanita Memiliki Lebih Banyak Tuntutan Kerja
Mengutip NBC News, Earl K. Miller, seorang profesor neurologis di Massachusetts Institute of Technology menyanggah anggapan perempuan bisa multitasking lebih baik dari laki-laki berdasarkan temuan baru tersebut.
Miller berpendapat, perempuan tidak memiliki kemampuan multitasking yang lebih baik, dari laki-laki; tapi perempuan punya tuntutan pekerjaan yang lebih banyak.
Lanjut Miller, stereotip itu kemungkinan berasal dari kenyataan pahit bahwa masyarakat cenderung mematok standar yang lebih tinggi untuk perempuan daripada laki-laki.
Standar sosial ini yang membuat perempuan selalu dituntut untuk bisa melakukan lebih banyak pekerjaan; baik pekerjaan rumah tangga, pekerjaan sebagai ibu, pekerjaan di kantor, dan tugas-tugas sosial lainnya.
Ketika dihadapkan dengan stereotip yang maha tinggi, tidak jarang perempuan jadi “memaksa” dirinya harus bisa multitasking menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus.
Itulah fakta tentang apakah perempuan punya kemampuan multitasking mana yang lebih baik dari laki-laki.
Pada hakikatnya, setiap orang punya standar kemampuannya masing-masing dalam melakukan multitasking.
Jenis kelamin tak bisa jadi patokan apakah seseorang lebih baik atau buruk dalam melakukannya.
Cari tahu lebih banyak tentang tips karier bagi perempuan di Eksekutif dengan berlangganan buletin. Setiap minggunya kamu akan mendapatkan email Eksekutif yang bisa membantumu mengembangkan karier.
Klik di sini untuk mendaftar dan mulai berlangganan, gratis!
[ad_2]