Kisah Perjalanan Nabi Muhammad dalam Peristiwa Isra Miraj

  • Bagikan
Peristiwa Isra Miraj diperingati sebagai perjalanan suci Rasulullah sekaligus tanda kekuasaan Allah SWT.

[ad_1]

Jakarta, Eksekutif —

Isra Miraj merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menceritakan perjalanannya Nabi Muhammad GERGAJI. Peristiwa ini diperingati sebagai perjalanan suci Rasulullah sekaligus sebagai tanda kekuasaan Allah SWT.

Isra adalah perjalanan Rasulullah dari Masjid al -Haram ke Masjid al-Aqsa, sedangkan Miraj adalah perjalanannya dari Masjid al-Aqsa ke Sidratul Muntaha.

Dalam kesempatan ini, Nabi berkesempatan untuk bertemu langsung dengan Tuhan. Lalu, apa yang melatarbelakangi Isra Miraj?


Peristiwa Isra Miraj terjadi setelah dua orang yang paling Rasulullah cintai meninggal dunia. Kedua orang tersebut adalah paman Rasul yang bernama Abu Thalib dan istri Rasul yang bernama Siti Khadijah.

Keduanya dikenal sebagai orang paling membela selama dakwah Rasulullah di Mekah.

Jemaah Muslim Palestina berjalan melewati masjid Kubah Batu, yang terletak di kompleks masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem pada 15 Maret 2019 sebelum shalat Jumat.  (Foto oleh AHMAD GHARABLI / AFP)Foto: AHMAD GHARABLI / AFP
Ilustrasi Masjid Aqsa. Perjalanan Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra Miraj

Sepeninggal Abu Thalib dan Khadijah, perjalanan dakwah Rasulullah menjadi semakin sulit. Itu karena tidak ada yang tersisa untuk membelanya dan menjadi penghiburnya. Pada akhirnya, Allah merencanakan perjalanan spiritual bagi Rasulullah.

Isra Miraj adalah perjalanan spiritual untuk bertemu langsung dengan Allah SWT dan melihat singgasana-Nya. Maka sebelum melakukannya, ada rangkaian spiritual yang harus dilalui Rasulullah lebih dulu.

Ritual spiritual dimulai saat Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil turun ke bumi, mendekati Nabi SAW pada suatu malam. Dengan kecepatan kilat mereka membawa Rasulullah ke sumur zamzam di Mekah.

Kemudian mereka memperlakukan Rasulullah dengan lembut dan meminta izinnya untuk membelah dadanya. Selanjutnya, Jibril membasuh hati Nabi dengan air zamzam.

Jibril mengeluarkan wadah berisi iman dan hikmah. Ia menuangkan seluruh isi dalam wadah tersebut ke hati Nabi, sehingga ilmu hikmah, ilmu yakin, dan Islam telah mengkristal dengan hati Rasulullah.

Persiapan sudah selesai, selanjutnya Nabi di bawa oleh Bidadari ke Sidratul Muntaha menggunakan kendaraan yang bernama buroq.

Seekor binatang putih bertubuh lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal, dengan dua sayap di antara kedua kakinya.

Kemudian Nabi meninggalkan Mekah. Selama perjalanan, dia berhenti di beberapa tempat yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Setiap tempat yang dia singgahi dijelaskan nilai historisnya oleh Jibril. Rasulullah juga diperbolehkan melaksanakan shalat sunnah dua rakaat di setiap tempat.

Kemudian Rasulullah juga diperlihatkan hukuman bagi hamba yang tidak taat dengan setiap jenis dosanya. Tempat dan peristiwa yang disaksikan Rasulullah menjadi pelajaran berharga (ibrah) baginya.

Perjalanan Miraj Rasulullah

ILUSTRASI CERITA NABI - NABI HUDFoto: Eksekutif/Fajrian
Ilustrasi. Perjalanan Nabi Muhammad dalam rangkaian peristiwa Isra Miraj

Usai perjalanan Isra, Rasulullah dan Malaikat Jibril pun melanjutkan perjalanannya ke Sidratul Muntaha, lapisan ketujuh kahyangan. Perjalanan spiritual ini diberi nama Miraj.

Gabriel memeluk Rasulullah dan mencium kening di antara kedua matanya sambil berkata, “Ayo Muhammad! Kamu adalah tamu yang mulia dan akan menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa.” Tanpa jeda yang lama Rasulullah dan Jibril menginjakkan kaki di Mikraj.

Begitu kedua kaki beliau tepat menginjak tangga yang pertama, tangga itu bergerak naik sendiri membawa Rasulullah dan Jibril terbang menembus awan. Mereka pun melakukan perjalanan menuju langit ke tujuh.

Di setiap tingkat langit, Nabi menyaksikan pemandangan yang luar biasa. Dia bertemu para nabi sebelumnya dengan para pengikutnya yang saleh.

Langit demi langit ia lewati, hingga Rasulullah mencapai puncaknya di langit ketujuh atau Sidratul Muntaha, bahkan Jibril pun tak bisa melampauinya.

Rasulullah juga bertemu dengan Allah SWT dan diberi perintah untuk sholat 50 rakaat.

Kemudian Nabi menegosiasikan jumlah rakaat dengan meminta nasehat dari Nabi Musa. Hingga akhirnya, dari peristiwa Isra Miraj, terpicu perintah sholat lima waktu yang wajib bagi setiap muslim.

(din / fef)

[Gambas:Video CNN]


.

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini