Layani 1 Juta Tes Covid, Laba Prodia Capai Rp 269 M di 2020

  • Bagikan
Layani 1 Juta Tes Covid, Laba Prodia Capai Rp 269 M di 2020

[ad_1]

Jakarta, Eksekutif – Emiten pengelola laboratorium kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) berhasil mempertahankan performa profitabilitas pada tahun 2020. Laba bersih tahun lalu naik 27,8% menjadi Rp 268,75 miliar dari periode yang sama tahun 2019 Rp 210,26 miliar.

Pertumbuhan penjualan serta pengelolaan biaya beban yang optimal ini mendukung pencapaian laba usaha Prodia sebesar Rp 301,76 miliar, atau naik 39,67% dari tahun sebelumnya.

Manajemen mengungkapkan laba bersih perseroan naik seiring dengan peningkatan pendapatan bersih. Pertumbuhan pendapatan bersih naik sebesar 7,4% menjadi Rp 1,87 triliun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,74 triliun.


Pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan juga turut mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan perseroan.

Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang sekitar 61,2% kepada pendapatan perseroan. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 38,8% terhadap pendapatan perseroan.

“Pada masa pandemi Covid-19 ini, kami masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih, menjaga arus kas dan mempertahankan performa profitabilitas Prodia dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan dan keselamatan karyawan dan pelanggan,” kata Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty, dalam keterbukaan informasi di BEI, Jumat (12/3).

Sepanjang tahun 2020, jumlah pemeriksaan mencapai 14 juta dan jumlah kunjungan mencapai 3,1 juta.

Jumlah permintaan tes esoterik naik sebesar 191,5% pada tahun 2020 menjadi 1,6 juta tes. Pendapatan tes esoterik naik sebesar 131,8% pada tahun 2020 menjadi Rp 700,3 miliar.

Perseroan juga terus berkontribusi dalam membantu pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 melalui penyediaan tes pemeriksaan Covid-19 dengan metode rapid test, tes serologi antibodi EIA, dan PCR Covid-19.

Pada tahun 2020, PRDA telah melayani lebih dari 1 juta pemeriksaan Covid-19 di Indonesia.

Total aset perseroan pada tahun 2020 mencapai Rp 2,23 triliun yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp 1,36 triliun dan aset non lancar menjadi Rp 872,04 miliar.

Pada tahun 2020, total ekuitas naik menjadi sebesar Rp 1,79 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,66 triliun.

Sedangkan, total liabilitas sebesar Rp 443,75 miliar yang terdiri dari total liabilitas jangka pendek sebesar Rp 210,15 miliar dan total liabilitas jangka panjang sebesar Rp 233,59 miliar.

Per 31 Desember 2020, sisa dana hasil penawaran umum perseroan (IPO) adalah Rp 485,65 miliar dan total dana IPO yang telah digunakan adalah Rp 662,98 miliar.

Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan per 31 Desember 2020, sebesar Rp 460,17 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp 115,47 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp 87,33 miliar untuk modal kerja.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)


.

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini