[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Presiden Liberia George Weah pada hari Jumat (17/11) mengakui kekalahan dalam pemilihan umum dari pemimpin oposisi Joseph Boakai.
Boakai, 78 tahun, mantan wakil presiden yang kalah dari Weah pada pemilu 2017, memimpin dengan 50,9% suara dibandingkan dengan 49,1% suara yang diperoleh Weah.
Melansir Reuters, hampir semua suara telah dihitung, kata komisi pemilihan umum negara itu pada hari Jumat.
Hasil ini menandai perubahan drastis dari tahun 2017, ketika legenda sepak bola AC Milan, Weah, yang didukung oleh gelombang harapan, mengalahkan Boakai dengan 62 persen suara.
Sejak saat itu, banyak yang kecewa dengan kurangnya kemajuan, kemiskinan, pengangguran, kerawanan pangan, dan pasokan listrik yang buruk terus berlanjut.
Konsesi Weah membuka jalan bagi peralihan kekuasaan demokratis kedua di Liberia dalam lebih dari tujuh dekade, yang pertama terjadi ketika Weah berkuasa enam tahun yang lalu.
Komentarnya sangat menonjol di Afrika Barat dan Tengah di mana telah terjadi delapan kudeta militer dalam tiga tahun terakhir, yang mengikis kepercayaan terhadap demokrasi.
Ketika pemilihan umum berlangsung di wilayah tersebut, tuduhan kecurangan merajalela dan hasilnya sering diperdebatkan di pengadilan.
[ad_2]