[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengungkapkan bahwa industri kecantikan di Indonesia mulai dilirik investor asing.
Rasjid mengatakan, mulai munculnya minat investor asing terhadap industri kecantikan Indonesia didorong oleh pertumbuhan yang mulai pesat, seiring dengan meningkatnya minat masyarakat Indonesia dengan merek lokal.
“Industrinya sekarang ini [didominasi] oleh produk-produk Indonesia, dari yang sudah mulai besar dan yang kecil-kecil. Dan ini, mulai sekarang investor-investor luar mulai masuk juga. Kalau dilihat, Venture Capital dan segala macam,” kata Arsjad di Jakarta x Beauty 2023, Sabtu (5/8/2023).
Foto: Jakarta x Beauty 2023. (Eksekutif/Rindi Salsabilla Putri)
|
“Nah, untuk itu, seperti contohnya, kita, kan, juga bangun electric vehicle ecosystem, ini juga perlu dibuat. Namanya apa? Health beauty ecosystem untuk industrinya,” imbuh Arsjad.
Arsjad mengatakan, ada beberapa hal yang diperhatikan pemerintah dan para pelaku industri untuk meningkatkan potensi merek-merek lokal agar mendominasi di masyarakat Indonesia, seperti strategi agar bisa kompetitif dengan merek asing, menekan biaya produksi, dan kemudahan akses masyarakat.
Selain itu, jumlah pabrik di Indonesia yang masih terbatas dan masalah rantai pasok juga harus menjadi perhatian khusus pemerintah dan para pelaku industri kecantikan di Indonesia. Hal tersebut demi bisa menjadi ‘raja’ di dalam negeri sendiri.
“Hal-hal ini yang harus kita pikirkan bersama. Kenapa? Karena market kita besar. Harapannya supaya produk kita yang berkuasa dan menjadi raja di tempat kita sendiri,” tegas Arsjad.
Dalam kesempatan yang sama, Arsjad juga mengaku optimis industri kecantikan di Indonesia akan bertumbuh dengan pesat. Ia menilai, hiburan luar negeri, seperti K-Pop, sangat berperan dalam proses berkembangnya industri ini.
“Kesadaran terhadap beauty, mungkin juga dipengaruhi Korea pop (KPop) dan sejenisnya. Selain itu balik lagi, populasi dan demografi Indonesia lebih banyak wanita, loh, dibanding pria,” kata Arsjad.
“Tapi, sekarang juga bukan hanya wanita [yang berminat terhadap make up dan skincare], pria juga, loh. Artinya apa? Mereka peduli kepada diri sendiri. Berarti apa? Ada kemajuan ekonomi,” imbuh Arsjad.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021, industri kosmetika di Indonesia mengalami pertumbuhan hingga 9,61 persen.
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) mencatat, industri kosmetika mengalami kenaikan jumlah perusahaan hingga 20,6 persen. Sebanyak 819 industri kosmetika bertambah menjadi 913 industri terhitung dari 2021 hingga Juli 2022.
Meningkatnya jumlah perusahaan industri kosmetika di Indonesia seiring dengan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap merek lokal. Berdasarkan hasil survei Populix pada 2022, sebanyak 54 persen responden mengaku lebih memilih produk kosmetik merek lokal.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Bocoran Diskon Skincare & Make Up di Jakarta X Beauty 2023
(hsy)
[ad_2]