[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Kasus infeksi virus Covid-19 di India semakin mengkhawatirkan. Pada Kamis (22/4/2021) Negara Bollywood itu mencatatkan rekor baru penambahan kasus harian sebesar 315 ribu kasus. Angka ini merupakan rekor dunia dalam penambahan infeksi harian global.
Keadaan ini diperparah dengan fasilitas kesehatan yang mulai padat. Lebih dari dua pertiga rumah sakit tidak memiliki tempat tidur kosong, menurut basis data online pemerintah New Delhi. Dokter-pun menyarankan pasien untuk tinggal di rumah.
Tak hanya itu, jangkauan obat-obatan dan persediaan oksigen juga dilaporkan menipis di beberapa lokasi. Di India utara dan barat termasuk ibu kota, rumah sakit telah mengeluarkan pemberitahuan yang mengatakan bahwa mereka hanya memiliki beberapa jam oksigen medis yang diperlukan untuk menjaga pasien Covid-19 tetap hidup.
“Kami menghadapi masalah besar dalam pasokan oksigen, tetapi entah bagaimana kami bisa mengatasinya. Kemarin, sangat kritis. Kami hanya memiliki empat hingga lima jam oksigen di malam hari,” kata Kepala Teknik Biomedis Fortis Escorts Heart Institute, Ronit Kumar, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Kepadatan ini juga membuat perawatan berkala alat-alat oksigen tidak dilakukan yang menghasilkan kerusakan yang fatal. Pada Rabu (21/4/2021) setidaknya 22 pasien meninggal di rumah sakit umum di negara bagian Maharashtra, India, ketika pasokan oksigen mereka habis setelah tangki oksigen mereka bocor.
Karena persediaan tabung oksigen yang terbatas, pasie itu tidak dapat diberikan lagi tabung pengganti. Sehingga mereka mengalami kehabisan nafas.
Selain itu, siaran televisi menunjukkan gambar orang-orang dengan tabung oksigen kosong memenuhi fasilitas pengisian ulang di negara bagian terpadat Uttar Pradesh. Mereka bergegas karena ingin menyelamatkan kerabat di rumah sakit.
Ledakan infeksi Covid-19 juga dibarengi dengan penambahan jumlah kematian yang signifikan. Hal ini membuat pemakaman jenazah dan krematorium di seluruh penjuru negara itu juga dilaporkan sudah kewalahan.
Bagi beberapa pihak, hal ini disebabkan rasa puas diri masyarakat India. Ini membuat banyak warga abai. Maret lalu, mobilitas publik terpusat di tradisi Kumbh Mela di Sungai Gangga. Di saat pandemi yang masih meluas di negara itu, tradisi itu mengundang 5 juta orang datang, tanpa masker dan jarak sosial.
“Rasa puas diri menyebabkan kekurangan obat-obatan, persediaan medis, dan tempat tidur rumah sakit yang tak terduga,” kata Kiran Mazumdar Shaw, kepala eksekutif Biocon & Biocon Biologics, sebuah perusahaan perawatan kesehatan India, menulis di Economic Times.
Kejadian ini menjadi ancaman besar bagi Perdana Menteri (PM) Narendra Modi. Pemerintahannya secara keseluruhan dianggap gagal dalam menangani pandemi Covid-19 yang menyerang negara itu. Bahkan beberapa pihak meminta agar PM Modi untuk mundur. Permintaan ini dilandasi oleh sikap Modi yang terlihat tidak peduli dengan penyebaran Covid-19.
Dari data Worldometers, kasus corona meningkat dengan cepat di India, yang kini mencatatkan 15,6 juta kasus. Angka ini menempatkan Negeri Bollywood itu di bawah posisi pertama yang saat ini ditempati Amerika Serikat, dengan 31,8 juta kasus.
[Gambas:Video CNBC]
(sef/sef)
[ad_2]