[ad_1]
Jakarta, Eksekutif —
Bell’s palsy atau kelemahan pada wajah dapat terjadi pada siapa saja. Kenali penyakit Bell’s Palsy mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatan.
Apa itu Bell’s Palsy?
Nama Bell’s palsy diambil dari ahli anatomi Skotlandia, Charless Bell yang pertama kali mendeskripsikan kondisi tersebut.
Bell’s palsy merujuk pada kondisi yang membuat otot dan saraf di wajah lemah atau lumpuh.
“Bell’s palsy adalah terganggunya saraf wajah, biasanya satu sisi yang dapat menyebabkan kelumpuhan otot-otot wajah dan beberapa fungsi anatomis wajah lainnya,” kata dokter spesialis saraf Aldy Novriansyah kepada CNNIndonesia.com.
Keadaan ini membuat wajah terkulai atau menjadi kaku. Seseorang yang mengalami Bell’s palsy biasanya sulit tersenyum atau menutup mata.
Kondisi ini cukup sering terjadi dengan perkiraan sekitar 19,5 persen dari keseluruhan penyakit neuropati atau penyakit saraf tepi.
Penyebab Bell’s Palsy
Bell’s palsy terjadi ketika saraf yang mengontrol otot wajah meradang, bengkak, atau tertekan. Penyebab pasti Bell’s palsy hingga saat ini masih belum diketahui. Namun, para ahli menduga infeksi virus berperan besar dalam Bell’s palsy.
“Penyebab pasti dari Bell’s palsy masih diperdebatkan. Namun, teori yang paling dominan adalah adanya keterlibatan infeksi virus herpes zoster yang menyebabkan peradangan dari saraf wajah tersebut,” kata Aldy.
Faktor Risiko untuk Bell’s Palsy
Pada dasarnya, Bell’s palsy dapat terjadi pada semua usia. Namun, studi menunjukkan kondisi ini lebih sering terjadi pada orang berusia 16-60 tahun. Kondisi tertentu juga membuat seseorang lebih mungkin mengalami Bell’s palsy, seperti salah satunya diabetes.
“Semua orang dapat terkena Bell’s palsy. Namun, diketahui pada orang dengan diabetes, tingkat keparahan bisa semakin meningkat,” ucap Aldy yang bertugas di RSPON.
Berikut beberapa faktor risiko Bell’s palsy:
1. Menderita diabetes
2. Ibu hamil
3. Menderita infeksi saluran pernapasan, infeksi paru
4. Sejarah keluarga
Gejala Bell’s Palsy
Seseorang yang mengalami Bell’s palsy ditandai dengan munculnya sejumlah gejala, seperti berikut.
1. Kelemahan pada otot wajah, umumnya pada satu sisi
2. Kelemahan pada kelopak mata sehingga sulit menutup
3. Kelemahan pada dahi, sehingga tidak bisa mengangkat alis mata
4. Kelemahan pada otot mulut, sehingga mulut bisa mencong
5. Kehilangan indera pengecap di sisi yang terkena
6. Gangguan pada kelenjar air mata di sisi yang terkena
Gejala Bell’s palsy lain yang juga bisa muncul adalah keluarnya air liur, sulit makan dan minum, mulut dan mata kering, sakit kepala, serta sensitif terhadap suara.
Pengobatan dan Penanganan Pertama Bell’s Palsy
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
.
[ad_2]