Pandemi Bikin Orang Gampang Lupa, Bagaimana Mengatasinya?

  • Bagikan
Konsentrasi adalah kunci untuk mengingat materi pembelajaran. Berikut beberapa cara yang bisa membantu Anda atau buah hati Anda tetap fokus saat belajar.

[ad_1]

Jakarta, Eksekutif

Sering lupa di mana meletakkan barang atau lupa agenda Zoom meeting dengan rekan kerja? Tenang, Anda tidak sendiri. Para ahli mengamini bahwa mudah lupa memang dampak pandemi, baik orang yang positif terinfeksi maupun yang tidak. Namun selalu ada cara untuk melatih ingatan Anda kembali.

Amir-Homayoun Javadi, dosen senior psikologi kognitif dan ilmu saraf kognitif di University of Kent, Inggris, meyakinkan Anda bahwa ini bukan soal Anda lebih malas atau faktor kerja dari rumah (WFH).

“Kita cenderung terbiasa dan membiasakan diri dengan situasi. Situasi selama dua tahun terakhir telah mendorong kita untuk tidak berbuat banyak dan tidak punya rencana,” ujar Javadi seperti dikutip dari CNN.

Hal ini pun bisa mengakibatkan kerusakan kognitif, gangguan memori, dan kesulitan mempertahankan fokus.

Selama pandemi, setiap hari terasa nyaris seragam. Kesamaan ini menghilangkan jangkar yang membantu orang mengatur ingatannya. Ini jelas berbeda saat sebelum pandemi, misalnya Anda punya janji nonton di bioskop di Sabtu malam. Anda pun otomatis menyesuaikan jadwal, menata agenda agar bisa menepati janji.

Bagaimana saat pandemi? Orang lebih sulit meninggalkan rumah bahkan hari kerja nyaris tak ada bedanya dengan hari libur atau akhir pekan. Otak jadi tidak punya peristiwa yang mengarahkan ingatan.

Untuk memulihkan ingatan, Anda perlu mencoba beberapa hal berikut.

Tidur yang cukup dan jaga pola makan

Rudy Tanzi, Joseph P. and Rose F. Kennedy Profesor di Harvard Medical School, menyarankan tidur yang cukup dan menjaga pola makan yang sehat. Selain itu, Anda juga perlu berolahraga setidaknya 20 menit sehari, pengelolaan stres yang baik dengan teknik relaksasi atau meditasi. Ini semua penting untuk menjaga aliran darah dan meminimalkan peradangan otak.

Secara ringkas, dia menyarankan untuk melakukan SHIELD yakni sleep (tidur setidaknya 7 jam), handle (tangani stres), interact (interaksi dengan orang lain setiap hari), exercise (olahraga teratur), learn (belajar hal baru) dan diet (pengaturan asupan).

“Bahkan jika Anda tidak memiliki Covid-19 atau kabut otak, semakin Anda berlatih SHIELD, semakin Anda menurunkan peradangan dasar Anda, sehingga jika Anda terkena Covid-19 setidaknya permulaannya lebih rendah,” jelasnya.

Mengurangi konsumsi alkohol

Sebagian orang melarikan diri pada alkohol atau sesuatu yang dianggap memberikan rasa rileks. Namun Tanzi mengingatkan efek alkohol atau obat-obatan hanya bersifat sementara. Ini hanya akan memperburuk peradangan.

Jadwalkan aktivitas yang menyenangkan

Kunjungan ke kafe, restoran atau bioskop mungkin lebih terbatas. Namun bukan berarti Anda tidak bisa bersenang-senang selama pandemi. Usahakan untuk memiliki agenda kegiatan yang menyenangkan dan Anda nantikan. Di akhir pekan, misal, Anda mengagendakan untuk marathon serial drama Korea sehingga ada persiapan camilan dan minuman sebagai teman nonton.

Pisahkan jam kerja dan jam istirahat

Javadi mengingatkan untuk membuat batasan jelas antara waktu kerja dan waktu senggang atau waktu untuk rekreasi. Tetapkan jam kerja misal, jam 9-18 kemudian setelah itu digunakan untuk istirahat, rileks dan melakukan aktivitas lain. Sering lupa waktu? Gunakan alarm sebagai pengingat agar waktu istirahat tidak dikorupsi untuk membuka laptop dan membalas email pekerjaan.

(menyala)

[Gambas:Video CNN]


.

[ad_2]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini