[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – Pasar Tanah Abang kini terpantau sepi. Tak ada pemandangan pengunjung memadati pertokoan, mengantre melakukan tawar menawar dengan pedagang. Jika dulu pengunjung terkadang sampai bersenggolan bahkan berdesak-desakan saat berjalan di lorong-lorong Pasar Tanah Abang, pemandangan itu tak terlihat lagi kini.
Hal ini pun berdampak pada penyedia jasa lain di Pasar Tanah Abang. Seperti juru parkir dan porter atau jasa angkut barang, mengaku ikut mengalami hal serupa, penurunan pendapatan.
Dio, salah seorang juru parkir di area sekitar Pasar Tanah Abang mengaku sepinya pengunjung juga berdampak kepada seluruh masyarakat yang mencari nafkah di area pusat grosir legendaris ini.
“Sudah pasti saya (sebagai tukang parkir) juga ngerasain sepinya Pasar Tanah Abang, semuanya rata sepi. Ini sepi sudah mau 3 bulan. Sepi parah drastis begitu saja. Jalanan kosong, pengunjung nggak ada,” tutur Dio.
Apabila kondisi ramai, Dio mengaku dirinya bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp150.000 per hari. Namun, karena kondisi sekarang ini sedang sepi dia hanya bisa mendapatkan sekitar Rp50.000 dalam sehari.
“Biasanya kalau ramai penuh dari ujung ke ujung penuh. Tapi sekarang sepi, boro-boro ngerasain penuh. Kalau lagi ramai itu bisa dapat Rp150.000 per hari, kalau lagi sepi gini mah paling cuman Rp50.000 per hari, jauh banget deh pokoknya,” ungkapnya.
Selain Dio, salah seorang porter atau kuli panggul bernama Rizal pun mengeluhkan hal serupa. Jika Pasar Tanah Abang sedang ramai seperti biasanya dia bisa meraup penghasilan hingga Rp200.000 per hari. Namun, sejak pusat grosir ini sepi, untuk mendapatkan Rp50.000 per hari saja dia merasa sangat sulit.
“Orang belanja pun sedikit, karena ada online, jadi ya kita sekarang harapin langganan saja, karena sepi yang belanja. Biasanya kan ada orang belanja dari stasiun, tapi sekarang udah pada sepi. Ini berpengaruh banget ke kita (porter),” ujar Rizal.
“Biasanya kalau ramai itu sehari saya bisa dapat Rp200.000 tapi sekarang kalau sepi paling banyak cuman Rp50.000, pernah itu nggak dapat sama sekali. Karena itu nggak ada yang kirim barang, orang toko langganan kita nggak ada yang kirim barang, apa yang mau dikirim? Orang belanja pun nggak ada, paling belanja cuman sekantong atau dua kantong, terus dia bawa saudaranya atau suaminya jadi itu ditenteng sendiri sama dia, ditarik sendiri,” imbuhnya.
Sama seperti yang lainnya, Rizal mengatakan, kondisi Pasar Tanah Abang yang sepi ini mulai terjadi seusai Lebaran Haji 2023 atau sekitar 3 bulan yang lalu.
“Sampai sekarang itu langsung drastis sepinya. Drop parahnya itu awal September (2023), itu sudah parah banget sampai saya pernah nggak ada dapat sepeser pun sehari,” keluhnya.
Foto: Suasana Tanah Abang blok A dan B, Jakarta, Selasa 19/9. (Eksekutif/Martyasari Rizky)
Suasana Tanah Abang blok A dan B, Jakarta, Selasa 19/9. (Eksekutif/Martyasari Rizky) |
Pantauan Eksekutif di Lantai LG, G, SLG Blok A dan Blok B Pasar Tanah Abang, Selasa siang (19/9/2023). Sejumlah pedagang mengakui berjualan di Pasar Tanah Abang kini memang semakin sepi pembeli. Diduga, hal itu efek domino kenaikan harga BBM, sembako, hingga maraknya penjualan online.
Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan pun mengungkapkan, pedagang tekstil di Pasar Tanah Abang memang tengah mengalami penurunan omzet yang signifikan. Saat ini, lanjutnya, muncul fenomena pedagang di Pasar Tanah Abang satu per satu gulung tikar. Para pedagang tekstil tersebut mengalami nasib serupa dengan banyak pedagang tekstil di pasar-pasar tradisional di Indonesia.
“Mereka adalah juga anggota IKAPPI. Fenomena ini sudah terjadi 2 pekan lebih. Fakta yang IKAPPI temui ada penurunan omzet 60% secara keseluruhan pasar-pasar tekstil dan untuk pasar tematik seperti Tanah Abang mengalami penurunan hingga 75%,” ungkapnya.
“Kami harapkan pemerintah melakukan upaya serius menjaga eksistensi pasar tradisional yang mengutamakan tawar-menawar, silaturahmi tetap terjaga, walaupun di online shop,” kata Reynaldi.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Jokowi ke Pasar Tanah Abang, Beli Baju Koko Harganya Segini
(dce)
[ad_2]