[ad_1]
Semangat peringatan di hari istimewa bagi perempuan ini, begitu menggema dari seantero dunia. Tak terkecuali disuarakan pula dari Indonesia oleh ibu kumendan, atau ibu dosen yang satu ini.
Doktor lulusan Universitas Negeri Malang dikenal sebagai dosen favorit, yang juga berperan aktif sebagai istri dari jenderal angkatan laut.
Aktif sebagai Sekjen di Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia, priyayi jawa ini tetap paham posisi strategis di rumah tangga.
“Jika perempuan Open mind dan luas knowledge-nya maka akan lebih baik dalam mendidik anak anaknya dan menjadi partner yang baik untuk suaminya.,” tutur perempuan yang juga aktif di Forum Penyuluh Narkotika Nasional (FPNN).
Ketua STIE Bisnis Indonesia Jakarta dan sekaligus pengajar di kampus tersebut, terus bersaksi dan komit akan hal itu. Tak pelak, ia kerap jadi narasumber di berbagai kampus. Tentu saja, sebagai penggerak perubahan.
Hari ini, di momen International Women’s Day
Hari Perempuan Internasional jatuh setiap 8 Maret. Dimana, Hari Perempuan Internasional telah menjadi tanggal merayakan seberapa jauh perempuan telah datang dalam masyarakat, politik dan ekonomi.
“Kesetaraan gender juga berarti para perempuan harus terus meningkatkan kemampuannya, meningkatkan kompetensinya juga mengikuti perkembangan jaman, meningkatkan peransertanya pada ranah masyarakat diberbagai lini,” tutur perempuan yang juga aktif di Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bidang Dikteksbud.
Dalam memperingati Hari Perempuan Internasional 2021, Kesetaraan, Diskriminasi dan Marjinalisasi masih menjadi perhatian.
“Menurut saya Pemerintah Indonesia seperti negara maju telah memfasilitasi dan memberi ruang porposional untuk Perempuan Indonesia,” ujar perempuan yang pernah menjabat di Perguruan Tinggi sebagai Kaprodi Manajemen, Kaprodi S-2 MM, Direktur Pascasarjana dan Pimpinan Perguruan Tinggi.
Bagi Dyah, “Kita para perempuan Indonesia harus sigap mengisi ruang yg telah diatur. Karena Perempuan mendidik perempuan juga mendidik bangsa, perempuan maju bangsa juga maju.”
“Mendidik perempuan berarti mendidik bangsa,” papar alumnus S1 Universitas Dr Soetomo Surabaya serta Universitas Wijaya Putra Surabaya. Ia S2 dari Magister Manajemen 17 Agustus 1945 di Surabaya.
Dalam pendapatnya, Diah menyebut edukasi Formal dan non formal tetap harus berkelanjutan, untuk dapat meningkatkan kompetensi perempuan Indonesia, memasuki era Digital 5.0.
Perempuan Di Segala Bidang.
Emansipasi , partisipasi perempuan dalam pembangunan. Sebuah anugerah yang melekat pada Perempuan, adalah mempunyai kodrat yang tidak bisa dipungkiri, dan harus dilaksanakan untuk kelangsungan suatu bangsa.
Maka, tertancap banyak harapan ke depan bagi perempuan Indonesia.
Dyah pun mengingatkan, di hari ini sebagai refleksi dan intropeksi ke setiap perempuan di Indonesia bahwa, “Perempuan bisa kuat, tetapi rentan, karena Kodratnya.”
Oleh sebab itu dukungan lingkungan tetap diperlukan. “Perempuan harus terus sadar meningkatkan pendidikannya, Jika tetap ingin sebagai penggerak perubahan,” papar Dr. Rr Eko Setyowati, Sos, SE, MM.
baca juga majalah eksekutif edisi cetak: Klik ini
[ad_2]