[ad_1]
Jakarta, Eksekutif – PT Pertamina Hulu Rokan, operator Blok Rokan mulai Agustus 2021, dan PT PLN (Persero) telah menyepakati dan menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dan Uap (PJBTLU) pada 1 Februari 2021 lalu.
Hal ini ditujukan untuk menjamin suplai listrik dan uap untuk operasional Wilayah Kerja (WK) atau Blok Rokan, Riau, yang akan dioperasikan Pertamina mulai Agustus 2021 mendatang.
Untuk memproduksi minyak 161 ribu barel per hari (bph) di Blok Rokan ini dibutuhkan pasokan listrik hingga 400 mega watt (MW) dan uap sebesar 335 ribu barel per hari.
Dari kesepakatan tersebut, PLN akan menjalankan dua tahap untuk memastikan suplai listrik dalam operasional Blok Rokan tersedia dengan aman. Tahap pertama, masa transisi dengan memanfaatkan pembangkit listrik yang telah ada saat ini (existing) yang akan berlangsung selama tiga tahun, mulai 9 Agustus 2021.
Lalu tahap kedua, masa layanan permanen akan mengandalkan pembangkit dan jaringan PLN yang akan dimulai pada 2024.
“Sinergi BUMN listrik nasional akan menciptakan operasional yang lebih efisien, karena pasokan listrik dari PLN diyakini Pertamina lebih andal dengan pembangunan jaringan interkoneksi sistem dan gardu induk serta dapat di-backup dari pembangkit listrik lain, sehingga dapat meningkatkan kapasitas suplai listrik untuk kegiatan operasional WK Rokan,” tutur Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relation Pertamina Agus Suprijanto, seperti dikutip dalam keterangan resmi perseroan, Senin (22/03/2021).
Agus menambahkan, Pertamina sebagai holding akan mengawal kinerja PHR untuk memastikan proses alih kelola Blok Rokan berjalan dengan baik, dalam rangka menjaga produksi migas nasional yang sekitar 25% dikontribusikan dari produksi Blok Rokan ini.
Produksi minyak tersebut diperoleh dari lima lapangan besar yaitu Duri, Minas, Bangko, Balam South, dan Petapahan yang tersebar di lima kabupaten di Provinsi Riau.
“Mengingat WK Rokan tersebut tergolong mature, Pertamina akan memanfaatkan teknologi terkini dan telah mempersiapkan program jangka panjang untuk menahan laju penurunan produksi minyak di WK Rokan,” ujarnya.
Agus menuturkan, beberapa upaya yang dilakukan untuk mempertahankan produksi WK Rokan antara lain mempersiapkan dan menyelesaikan proses perizinan, proses peralihan pekerja, memastikan alih kontrak barang dan jasa serta data transfer dari operator existing berjalan lancar.
“Pertamina terus membangun komunikasi dengan pemerintah untuk memastikan investasi, kelancaran program pengeboran PHR di WK Rokan sepanjang 2021 tetap berjalan, yakni 84 sumur yang terdiri dari 44 sumur pengembangan dan 40 sumur tambahan lainnya,” ungkap Agus.
Selain pengeboran sumur pengembangan, lanjut Agus, dalam jangka panjang disiapkan pula program lainnya berupa infill drilling, pengeboran sumur eksplorasi, workover/ well intervention, optimasi program injeksi air (water flood) dan injeksi uap (steam flood), serta program lainnya untuk menambah cadangan.
“Sebagai BUMN yang mengemban amanah mengelola migas nasional, Pertamina mengharapkan dukungan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan masa depan WK Rokan lebih bermanfaat bagi bangsa dan negara,” pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(wia)
[ad_2]